Saling Tuding, Ilmuwan AS Masih Yakin Virus Corona Berasal dari China
Tim WHO sudah tiba di Wuhan (Financial Times)

Bagikan:

JAKARTA - Virus corona sudah terlebih dulu ada di China sebelum menyebar ke seluruh dunia. Tim ilmuwan dari Institute for Genomics and Evolutionary Medicine AS mengungkapkan informasi ini. Mereka mengatakan bahwa virus sudah menyebar pada pertengahan bulan Oktober 2019.

“Semua bukti menunjukkan jika virus berasal dari China. Pola penyebaran di dunia juga konsisten dengan penyebara virus China di negara lain” ujar salah perwakilan tim riset, Sergei Pond sebagaiman yang dikutip dari DailyMirror, Kamis, 4 Februari.

Hasil temuan ini diungkapkan seiring datangnya tim peneliti dari WHO ke China dengan tujuan melakukan investigasi asal usul virus corona di negeri Tirai Bambu itu. Tim peneliti melakukan penyelidikan selama dua minggu.

Ilmuwan WHO itu juga akan menelusuri berbagai tempat awal penyebaran Covid-19 seperti pasar, rumah sakit dan tempat lain di Wuhan. Pada 2019, Departemen Luar Negeri AS telah mengabarkan bahwa pada musim gugur tahun itu sejumlah peneliti mulai sakit ketika melakukan riset di Institut Virologi Wuhan.

AS menuding bahwa Covid-19 sudah dikembangkan oleh China sejak 2016. Eksperimen itu memanfaatkan virus corona kelelawar yang dikenali sebagai RaTG13 pada Januari 2020 lalu.

Informasi ini diungkapkan dalam sebuah dokumen Fact Sheet: Activity at the Wuhan Institute of Virology (WIV). Dokumen tersebut memuat berbagai tudingan AS terkait penyebaran Covid-19. Dokumen itu juga memuat beberapa penelitian virus tersebut di Wuhan.

Laporan tersebut menjadi sumber fokus riset Covid-19 pasca wabah SARS yang terjadi pada 2003. Pasalnya, di sana sejumlah hewan seperti tikus, kelelawar, dan trenggiling telah diteliti.

Di sisi lain, negeri Paman Sam itu mengungkapkan bahwa WIV tidak mengungkap informasi yang lebih detail terkait riset virus yang mirip dengan Covid-19, seperti pengambilan sampel kelelawar dari gua di provinsi Yunan, 3 tahun sebelum penelitian dilakukan. AS menuding laporan WIV itu tidak transparan.