Bagikan:

JAKARTA - Saling tuding antara Amerika Serikat (AS) dan China terkait muasal COVID-19 terus berlanjut. Sebelumnya, AS mengatakan bahwa virus corona ini berasal dari laboratorium Wuhan. Kini, giliran China menuding balik negeri Paman Sam.

Salah seorang penyiar berita di China mengatakan bahwa hal mencurigakan tengah terjadi di laboratorium yang berlokasi di Frederick Maryland, Amerika Serikat. Laboratorium itu bernama Fort Detrick.

Tempat tersebut dikenal sebagai laboratorium penyakit menular milik Institut Riset Medis Angkatan Darat AS. Berdasarkan laporan berita tersebut, lab Fort Detrick merupakan tempat eksperimen yang paling gelap milik AS. Berita tersebut ditayangkan di kanal China’s Central Television (CCTV).

Menurut laporan Daily Mail pada Senin, 25 Januari, tudingan datang setelah pemerintah setempat mendesak untuk membuka laboratorium biologi itu. Otoritas China berencana mengundang WHO ke Fort Detrick untuk menyelidiki muasal COVID-19 di AS.

Adalah Hua Chunying selaku Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China yang melayangkan permintaan agar lab tersebut dibuka. Chunying mengklaim tindakannya itu berdasar dari kekhawatiran masyarakat internasional.

“Saya menekankan jika Amerika Serikat menghormati fakta, harus membuka laboratorium biologi di Fort Detrick, berikan lebih banyak transparansi untuk masalah seperti 200 lebih laboratorium di luar negeri, undah ahli dari WHO untuk melakukan penyelidikan di AS dan merespon kekhawatiran komunitas internasional dengan aksi nyata,” ujar Hua Chunying.

Penyiar berita itu mengklaim bahwa responnya ini berasal dari tuduhan AS yang sebelumnya menuding virus corona ini bermula dari laboratorium Wuhan, China. Dia mengungkapkan bahwa teori yang berasal dari AS itu tidak menghiraukan keamanan dan hidup orang.

Dia juga mengatakan bahwa China sangat kooperatif dengan WHO. Dilaporkan bahwa lembaga kesehatan dunia itu sudah mengirim tim untuk menyelidiki asal usul COVID-19 di Wuhan.

Meskipun asal COVID-19 ini belum diketahui secara pasti, konsensus ilmiah mengatakan bahwa virus tersebut berasal dari kelelawar dan berpindah ke manusia melalui inang perantara sebagaimana yang dilansir dari Daily Mail.