Imam Masjid di Jerman Diskors Terkait Unggahan Online Serangan Kelompok Hamas
Ilustrasi masjid. (Wikimedia Commons/FAIZ DILA)

Bagikan:

JAKARTA - Seorang imam masjid di Jerman yang diduga menanggapi bercanda serangan kelompok militan Hamas terhadap Israel diskors, kendati meminta maaf dan mengatakan unggahannya disalahpahami.

Islamic Center Munich mengatakan mereka tidak terkait dengan unggahan sang imam, Mohamed Ibrahim, mengatakan mereka terkejut dan sedih dengan serangan 7 Oktober.

Ibrahim mengatakan unggahannya telah disalahpahami. Itu dibuat ketika dia belum sepenuhnya mengetahui kejadian di Israel, seperti melansir The National News 10 November.

Unggahan Ibrahim yang kini dihapus pada tanggal 7 Oktober disertai dengan emoji wajah tersenyum berbunyi: "Setiap orang punya cara masing-masing untuk merayakan Oktober."

Dalam sebuah pernyataan minggu ini, dia mengatakan, "merayakan Bulan Oktober" yang dia maksud adalah hari libur pada tanggal 6 Oktober di Mesir untuk memperingati perang dengan Israel pada tahun 1973.

Ketika dia mendengar berita tentang serangan terhadap Israel, dia mengunggah komentar yang dimaksudkan sebagai lucu atau sarkastik, kata Ibrahim.

"Saat itu saya belum sepenuhnya mengetahui peristiwa 7 Oktober atau akibat yang ditimbulkannya," ujarnya.

"Saya secara resmi meminta maaf karena unggahan saya telah menimbulkan kesalahpahaman," lanjutnya.

"Saya sama sekali tidak bermaksud mengejek warga sipil yang menjadi korban 7 Oktober. Hal itu tidak dapat diselaraskan dengan nilai-nilai etika Islam saya," tandasnya.

Reaksi keras atas unggahan tersebut dituding sebagai penyebab dibatalkannya kegiatan doa antar agama untuk perdamaian di Israel dan Gaza yang telah direncanakan di Munich pada Senin malam.

Wali Kota Munich Dieter Reiter, mengatakan, "waktunya belum tepat" untuk mengadakan acara semacam itu setelah perwakilan Yahudi menarik diri.

Sementara itu, Volker Beck, mantan anggota parlemen Partai Hijau dan presiden Masyarakat Jerman-Israel, menuduh imam tersebut mengejek para korban serangan terhadap Israel.

"Mereka adalah orang-orang yang ingin didoakan oleh Wali Kota Reiter untuk perdamaian," kata Beck.

Adapun MIslamic Center Munich mengatakan, dalam sesi darurat mereka memutuskan untuk memberhentikan imam tersebut sampai "tuduhan diklarifikasi".

"Dalam situasi apa pun, kita sebagai komunitas Muslim Jerman tidak boleh membiarkan kebencian dan kekerasan berpindah dari Timur Tengah ke orang Yahudi dan Muslim di Jerman," serunya.