Bagikan:

JAKARTA - Juru bicara Anies Baswedan (Tim Kampanye Anies-Muhaimin), Andi Sinulingga setuju dengan usulan Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera soal strategi Pilpres 2024. Yakni agar pasangan Anies-Imin atau AMIN memakai strategi pemenangan Anies-Sandi pada Pilgub DKI 2017 lalu. 

"Usulannya bagus menurut saya, saya setuju, karena kanvasing itu bagus sekali dan tim AMIN punya kemampuan yang cukup disitu apalagi ditambah tim Muhaimin di Jatim yang tadinya kita lemah," ujar Andi Sinulingga saat ditemui VOI di kawasan Mampang Prapatan, Kamis, 9 November. 

"Kedua, (dengan) memaksimalkan isu publik," sambungnya. 

Adapun Mardani mengusulkan agar pasangan Anies-Imin juga harus mengenal diri, mengenal musuh dan mengenal Medan tempur jika ingin menang Pilpres 2024. 

Andi menilai, kanvasing Pilgub DKI lalu yang bagus ditiru adalah pendekatan pasangan calon dalam kampanye. Misalnya, menyapa masyarakat dari pintu ke pintu atau door to door. 

Kendati demikian, mantan kader Partai Golkar itu menggarisbawahi isu yang berbeda antara Pilgub DKI 2017 dan Pilpres 2024. Di mana Pilkada DKI kental akan isu agama pasca ucapan Basuki Tjahaja Purnama yang dianggap menghina surat Al Maidah. 

"Kalau Pilkada DKI itu kanvasing door to door, ada pendekatan itu. Tapi kan ada sentimen publik yang berbeda," kata Andi. 

"Saya gambarkan begini, ada yang bisa diambil dari DKI, kanvasingnya itu perlu diambil tapi isu publik berbeda-beda. Pada waktu itu yang jadi persoalan di publik adalah isu pernyataan Ahok di Pulau Seribu, gempar, marah rakyat. Hari ini, isu yang bikin gempar apa? MK. Kan gitu, beda kan, tapi tetap ada isu besar yang berbeda," jelas Andi. 

Karena itu, Andi menilai, bukan tidak mungkin strategi Pilpres 2024 'menyerempet' isu Mahkamah Konstitusi (MK) soal putusan terkait batas usia capres cawapres yang dianggap cacat etik. 

"Tapi peristiwanya beda dan ini (MK) isunya akan lama. Karena menurut saya khususnya kelompok independen menengah terdidik pasti nggak nyaman dengan isu ini," beber Andi. 

"Jadi dulu isu menurut saya isu Ahok mulutnya kan mengutip menafsirkan yang bukan agamanya, sekarang orang marah ada hakim MK karena menafsirkan sendiri UU soal batas usia," tambahnya.