Bagikan:

Jelang masa akhir jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan secara terbuka siap maju di Pilpres 2024. Pernyataan Anies ini diungkapkan di Singapura saat wawancara dengan Reuters.

Menarik dicermati. Selama ini Anies memang kerap digadang bakal maju meramaikan konstelasi Pilpres 2024. Namanya banyak disebut. Di beberapa lembaga survei pun nama Anies cukup moncer. Selalu berada di peringkat atas. Meski banyak yang menyebut, selama menjabat Anies tidak pernah secara terbuka menyatakan akan maju.

Lantaran itu, pernyataan Anies kepada Reuters tersebut ramai dibicarakan. Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Andriadi Achmad seperti dimuat VOI menilai pengakuan Anies pada media asing tersebut mengindikasikan kalau mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut perlu pengakuan dari luar negeri. Di tanah air, nama Anies diketahui sudah menjadi rekomendasi partai politik untuk dicalonkan pada Pilpres 2024 mendatang.

Sejumlah tokoh partai juga berkomentar. Ada yang mendukung ada juga yang mengeluarkan sejumlah prediksi. Seperti dimuat VOI, petinggi Partai Demokrat mengungkap kalau niat Anies Baswedan untuk maju bakal dijegal. Ada invisible hand yang bakal mengganjal. Pernyataan yang menurut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto info jegal menjegal yang dilemparkan politisi Partai Demokrat itu merupakan strategi playing the victim yang dulu dimainkan SBY di pemilu 2024.

Anies Baswedan diketahui tidak berpartai. Saat maju di Pilgub DKI berpasangan dengan Sandiaga Uno, Anies diusung Gerindra dan PKS. Tapi banyak yang memprediksi kalau di Pilpres 2024 Partai Nasdem menjadi salah satu yang bakal mengusung. Dalam Rakernas Partai Nasdem nama Gubernur DKI Jakarta ini merupakan satu dari tiga nama yang direkomendasikan untuk dijadikan Capres 2024. Anies pun diketahui beberapa kali bertemu bos Nasdem Surya Paloh. Sementara dalam Rapimnas PKS, mayoritas kader juga menginginkan Anies diusung sebagai Capres.

Sejumlah pengamat memperkirakan Anies bakal diusung koalisi Partai Nasdem, PKS dan Demokrat. Nasdem seperti disebut di atas memang menjadikan Anies salah satu sosok yang direkomendasikan untuk diusung. Sementara PKS, sejak awal banyak disebut memang menjadi pendukung. PKS juga termasuk yang mendukung saat maju di Pilgub DKI Jakarta berpasangan dengan Sandiaga Uno. Sementara Demokrat, diperkirakan akan memasangkan Anies dengan ketua umumnya Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY.

Ini juga yang menarik. Banyak yang memprediksi pada Pilpres 2024 ini sejumlah tokoh senior bakal turun gunung. Bos Nasdem Surya Paloh diperkirakan hampir pasti. Jusuf Kalla, mantan Wapres dan juga tokoh senior di Golkar yang selama ini banyak disebut sebagai salah satu tokoh yang mendukung Anies tentu tidak tinggal diam. Pendiri Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), presiden dua periode tentu akan bergerak jika benar Partai Demokrat membentuk koalisi untuk menggolkan Anies – AHY.

Anies memang merupakan sosok yang paling potensial maju selain beberapa nama lain. Kinerjanya sebagai Gubernur DKI diklaim cukup berhasil. Jakarta International Stadium (JIS), rumah DP nol persen atau berbagai kebijakan lain. Meski dalam beberapa hal ada catatan yang kurang seperti soal macet dan banjir. Menyangkut soal tersebut DKI Jakarta belum sepenuhnya berhasil. Dalam mengatasi COVID-19, Anies dinilai cukup baik. Belum lama Anies juga dipanggil KPK terkait penyelenggaraan Formula E Jakarta.

Memang Pilpres 2024 masih dua tahun lagi. Tapi, pernyataan Anies Baswedan makin membuat banyak simulasi. Partai bisa mengukur dan membuat perhitungan dengan siapa bergabung. Masyarakat pun bisa punya banyak pilihan. Mulai dari Puan Maharani, Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, Moeldoko, Sandiaga Uno, Muhaimin Iskandar, Erick Thohir, Ridwan Kamil, Andika Perkasa, Budi Gunawan hingga Anies Baswedan sendiri.

Bagi rakyat, siapapun yang bakal maju atau kemudian terpilih tidak menjadi persoalan. Utamanya adalah, ingat semua harus demi kepentingan rakyat. Jejak rekam harus dilihat betul. Tentu semua masih ingat pengalaman pemilu sebelumnya bagaimana rakyat terpecah. Terpolarisasi. Jangan sampai hal itu terjadi lagi. Dengan sistem politik di Indonesia, di mana calon harus diusung partai, maka, perlu kesadaran bahwa partai mengusung yang terbaik. Putra terbaik Indonesia. Siapapun itu.