Bagikan:

JAKARTA - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johanis Tanak memastikan penugasan Ketua KPK Firli Bahuri ke Aceh bukan mengada-ada atau upaya menghindari pemeriksaan di Polda Metro Jaya pada Selasa, 7 November.

Firli diketahui sedang berada di Aceh untuk Roadshow Bus Antikorupsi dan rangkaian Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia). Rencananya, dia akan berada di luar kota hingga Rabu, 8 November tapi juga lebih dari itu.

“Jadi bukan mengada-ada, bukan, tapi karena kondisinya seperti itu sehingga perlu ada penjadwalan kembali atas permintaan (pemeriksaan, red) Polda Metro Jaya,” kata Johanis kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Senin, 6 November.

Johanis mengatakan kegiatan itu sudah tak bisa diatur ulang. Apalagi, misalnya, Firli diganti dengan pimpinan komisi antirasuah lain.

“Kalau Pak Ketua ganti saya dan saya ganti ke Pak Ketua nanti tidak mix lagi penyampaiannya,” tegasnya.

“Dengan ada problematik itu kemudian kami sampaikan surat kepada Pak Kapolri untuk minta resechdule kembali waktu pemeriksaan dan dalam proses riksa itu hal biasa resechdule,” sambung Johanis.

Diberitakan sebelumnya, Polda Metro Jaya sedang mengusut dugaan pemerasan oleh Pimpinan KPK terhadap eks Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. Untuk mengusut dugaan ini ada beberapa saksi yang juga sudah dimintai keterangan yakni, Syahrul Yasin Limpo, sopir dan ajudan pribadi SYL, Wakil Ketua KPK periode 2007-2011 Mochammad Jasin.

Kemudian, Wakil Ketua KPK periode 2015-2019 Saut Situmorang, Direktur Pelayanan Pelaporan dan Pengaduan Masyarakat (Dumas) KPK Tomi Murtomo, Aide de Camp (ADC) atau ajudan Ketua KPK Kevin Egananta, dan Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar yang juga merupakan suami keponakan SYL.

Firli juga sudah diperiksa beberapa waktu lalu. Ia kemudian dipanggil lagi untuk dimintai keterangan lebih lanjut.