JAKARTA - Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menegaskan siap mempertanggungjawabkan pernyataannya soal pimpinan partai yang kartu trufnya dipegang penguasa hingga adanya permintaan penambahan masa jabatan presiden.
Hal ini disampaikannya menanggapi pernyataan Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni yang bilang isu kartu truf dan perpanjangan masa jabatan adalah jurus fitnah untuk menyerang Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kata Hasto, ia akan memberikan jawaban jika diperlukan.
“Monggo saya akan memberikan jawaban, ini kan demokrasi. Demokrasi kan ada check and balance,” katanya kepada wartawan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Kamis, 2 Oktober.
Hasto menerangkan kebenaran juga akan terungkap dalam momentum pencoblosan, yaitu 14 Februari mendatang. “Tinggal siapa yang memegang kebenaran itu,” tegasnya.
Hasto juga meyakini masyarakat bisa melihat jelas kondisi politik saat ini. Apalagi, pasangan capres dan cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD bergerak bukan atas dasar kekuasaan.
“Dan kami percaya kebenaran yang akan menang. Indonesia ini bangsa besar sehingga kita cari pemimpin yang baik, pemimpin yang tidak punya rekam jejak antikemanusiaan, pemimpin yang memuliakan kemanusiaan, kerakyatan, dan keberpihakan bagi rakyat miskin agar keadilan,” ungkapnya.
“Itu sebagai pilar mempercepat Indonesia unggul dan Indonesia yang maju,” sambung Hasto.
BACA JUGA:
Raja Juli Antoni merasa Presiden Jokowi akhir-akhir difitnah karena pernyataan elite politik yang mengatakan ada permintaan perpanjangan masa jabatan hingga menekan sejumlah ketua umum. Dia bahkan menyebut perbuatan ini sebagai jurus fitnah bertubi-tubi.
“Dulu Pak Jokowi difitnah PKI, sekarang difitnah memobilisasi dukungan presiden 3 periode. Dulu Pak Jokowi difitnah ijazahnya palsu sekang difitnah mengendalikan ketum parpol karena pegang kartu truf mereka. Dulu difitnah anti-Islam sekarang difitnah punya hubungan toxic dengan para kerabatnya,” ujar Toni dalam keterangan tertulisnya.
Dia lantas berpesan kepada para pemfitnah untuk berhenti menyebarkan kebencian terhadap Presiden Jokowi. Karena selain sia-sia, hal ini sudah biasa terjadi dan membuatnya makin mendapat simpati.
"Sampaikan kepada para pemfitnah. Belajarlah dari sejarah. Memfitnah Pak Jokowi adalah pekerjaan yang sia-sia, tidak berguna," tegas Antoni.
"Sekadar mengingatkan, berhentilah mengerjakan sesuatu yang tidak ada maknanya. Para pemfitnah, mulai kampanye positif, promosikan kandidat capres yang kalian dukung," pungkas Wakil Menteri ATR/BPN itu.