JAKARTA - Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menaruh kecurigaan setelah dicopotnya baliho Ganjar-Mahfud MD serta bendera partainya di kawasan Gianyar, Bali pada Selasa, 31 Oktober kemarin.
Diketahui, pencopotan baliho Ganjar-Mahfud terjadi sebelum Presiden Joko Widodo (Jokowi) datang ke wilayah itu. Hanya saja, disebut Hasto tiba-tiba muncul baliho maupun atribut partai lain pasangan lain.
"Penurunan baliho, bendera PDIP kemudian muncul bendera dan atribut-atribut secara masif dari partai lain itu kan kemudian menimbulkan kecurigaan," kata Hasto di Jakarta yang dikutip Kamis, 2 November.
Kecurigaan ini diyakini bisa dinilai langsung oleh masyarakat, sambung Hasto. Sebab, masyarakat kekinian sudah lebih cerdas dan menjadi instrumen penting dalam pelaksanaan Pilpres 2024.
"Itu suara-suara dari masyarakat, loh, bukan dari PDI Perjuangan. Kami hanya menangkap suara-suara itu," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, baliho bergambar Ganjar-Mahfud MD di wilayah Gianyar, Bali dicopot Satpol PP pada Selasa, 31 Oktober sekitar pukul 10.30 WITA.
BACA JUGA:
Menanggapi hal tersebut, capres Ganjar Pranowo juga mempertanyakan alasan pencopotan tersebut. Katanya, kalau tak menyalahi aturan langkah ini sebenarnya cenderung berlebihan.
"Saya lagi coba bertanya-tanya kenapa dicopot begitu ya, memang kalau ada yang melanggar sih silakan dicopot, tapi kalau tidak ada yang melanggar, ya sebaiknya tidak perlu berlebihan," kata Ganjar usai menghadiri Mukernas V, Persatuan Radio TV Publik Daerah seluruh Indonesia di Prama Sanur Beach, Bali pada Rabu, 1 November.