Bagikan:

JAKARTA - Dewan Pengurus Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDIP ngamuk menanggapi pencabutan bendera PDIP dan baliho Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Bali.

Pencopotan baliho di sepanjang jalan lokasi kunjungan kerja Presiden Joko Widodo itu disebut sesuai perintah dari Pj. Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya.

Ketua DPP bidang Kehormatan PDI Perjuangan Komarudin Watubun menegaskan, pihaknya akan melakukan investigasi terhadap pencopotan baliho Ganjar-Mahfud. Apalagi, kata dia, Bali merupakan salah satu 'kandang banteng'. 

"Bali itu kan kita tau, kita tau Bali sarangnya banteng, kandangnya banteng jadi kalo sampau ada yang berani melakukan tindakan begitu itu mereka harus segera melakukan investigasi ke bawah," ujar Komarudin kepada wartawan di gedung Nusantara I, DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Selasa, 31 Oktober. 

Menurut Komarudin, pencopotan baliho itu termasuk sebuah provokator. Dia pun memperingatkan agar jangan coba-coba menganggu PDIP. 

"Kalau banteng jangan diganggu, banteng kalo diam jangan diganggu karena kalo dia bangun dia brutal, itu banteng," tegasnya. 

"Jadi banteng nggak ada itu cengeng-cengeng itu banteng itu, cuman kalo diam jangan diganggu, itu berbahaya," lanjutnya. 

Meski begitu, tambah Komarudin, PDIP berharap Pemilu 2024 dapat terlaksana dengan baik. 

"Kita harus berdoa supaya semua proses, semua kepentingan, semua urusan pribadi kelompok di batasi supaya pemilih ini berjalan dengan baik," katanya. 

Satpol PP mencopot baliho Ganjar-Mahfud di kawasan Batu Bulan, Gianyar, Bali/FOTO: Dafi-VOI

Diberitakan sebelumnya, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Bali, Nyoman Rai Dharmadi menjelaskan pencabutan bendera PDIP dan baliho Ganjar Pranowo-Mahfud MD sesuai perintah dari Pj. Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya.

Dharmadi mengatakan, pencabutan bendera partai politik itu memang dilakukan di tiga lokasi Kunjungan Kerja (Kunker) atau kegiatan Presiden Jokowi di Kabupaten Gianyar serta di daerah Kota Denpasar, Bali.

"Sesuai dengan perintah Bapak Pj. Gubernur. Yang pasti, saya diminta untuk mencabuti atribut partai politik di lokasi acara," kata Dharmadi, Selasa, 31 Oktober.

Tidak hanya bendera Partai PDIP dan baliho capres-cawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD yang dicabut, ada juga baliho lainnya dari partai politik juga dicabut.

Seperti baliho Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang menampilkan wajah Ketum PSI Kaesang Pangarep dan juga baliho PSI yang juga terdapat gambar Presiden Jokowi.

"Tidak memandang itu bendera PDI, Ganjar-Mahfud MD, tidak ada urusannya, tidak ada kaitannya. (Pencabutan) itu untuk membangun suasana netral, itu sebenarnya. Itu, mungkin menurut saya, karena benar juga sih agar tidak terkesan memihak-mihak salah satu (capres)," ujarnya.

"Termasuk beberapa titik di Renon (Kota Denpasar), di (restoran) Bendega kan ada (foto) Kaesang, itu kan kita cabuti juga. Termasuk baliho ada gambarnya Bapak Jokowi pun yang di baliho PSI, kita cabuti, tidak masalah itu. Perintahnya begitu, kita lakukan sesuai dengan apa yang disampaikan ke kita," ujarnya.