Bagikan:

JAKARTA - Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra, Habiburokhman, setuju dengan pernyataan bakal capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan, bahwa negara bukan milik satu dua keluarga namun milik rakyat. 

"Iya tentu setuju bahwa negara ini milik seluruh rakyat Indonesia," ujar Habiburokhman saat dihubungi, Sabtu, 28 Oktober. "Tapi, baiknya jangan sekedar  jargon, tetapi benar-benar diperjuangkan dan di implementasikan oleh para politisi," lanjutnya. 

 

Dia lantas mencontohkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang sudah mengimplementasikan prinsip negara milik seluruh rakyat. Menurutnya, Jokowi dan Prabowo selalu memastikan bahwa rakyat Indonesia hidup dengan sejahtera.

"Itulah yang dilakukan pak Jokowi dan pak Prabowo selama ini. Berjuang memastikan seluruh warga negara bisa hidup sejahtera, adil dan makmur di negara yang maju dan disegani dunia," katanya.

Untuk mewujudkan negara yang bisa menyejahterakan seluruh rakyatnya, Habiburokhman menilai, semua pihak juga harus menghindari polarisasi dan keterbelahan. Hal itu, kata Habib, yang dilakukan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. 

 

"Koalisi Indonesia Maju adalah jalan tengah yang berikhtiar menghentikan segala bentuk keterbelahan di masyarakat. Kalau kita semua bersatu padu, pasti kita akan jauh lebih mudah gerakkan seluruh rakyat Indonesia," katanya. 

 

Sebelumnya, bacapres Koalisi Perubahan Anies Baswedan menyinggung soal praktik politik nepotisme saat mengikuti 'Senam & Jalan Bareng AMIN' di Jalan Boulevard GDC, Depok, Jawa Barat, Sabtu, 28 Oktober. Anies menyerukan, pihaknya tidak akan membiarkan nepotisme terus hidup dan berkembang di Indonesia.

“Kita ingin tidak nepotisme hidup di negeri ini lagi? Mau tidak nepotisme hidup seperti dulu? Kita bergerak karena kita ingin mengembalikan kewarasan dalam bernegara, mengembalikan etika dalam bernegara," ujar Anies di hadapan pendukungnya, Sabtu 28 Oktober. 

Menurut Anies, Indonesia bukan hanya milik satu keluarga namun milik semua warga bangsa. Sehingga kata dia, praktik nepotisme tidak boleh dihidupkan kembali. “Negara ini bukan milik satu dua keluarga. Para pendiri mendirikan republik ini bukan untuk keluarganya, tapi seluruh rakyat Indonesia," tegasnya.

Anies menyadari, perjuangan untuk mewujudkan perubahan akan berhadapan dengan kekuatan besar. Namun dia dan cawapresnya Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, optimis bisa menghadapi tantangan yang ada. 

“Kita memang tidak memiliki uang banyak, tapi ketika kita berkumpul, maka melahirkan kekuatan luar biasa. Karena republik ini dibangun bukan dengan kekuatan material," kata Anies.