Bagikan:

JAKARTA - Warga kampung pemulung yang berada di Jalan Asem Nirbaya, RT 15/02, Kelurahan Pinang Ranti, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, mengalami krisis air bersih selama puluhan tahun. Untuk mendapatkan air bersih tersebut, warga terpaksa harus membeli air galon isi ulang.

"Air kurang bagus, berminyak dan keruh. Jadi kalau mau minum beli air galon isi ulang," tutur Ida (57) kepada VOI di lokasi, Jumat, 27 Oktober.

Ida mengatakan, kondisi sulitnya mendapatkan air bersih sudah dirasakannya sejak 35 tahun lalu dirinya tinggal di kawasan itu.

"Sulit dapat air dari semenjak saya tinggal di sini, sudah 35 tahun lalu. Saya di sini tinggal lama," ucapnya.

Kondisi itu diperparah dengan adanya musim kemarau belakangan ini. Air tanah yang biasa digunakan warga untuk kegiatan mandi dan mencuci, kini mulai keruh, berminyak dan mengeluarkan bau.

"Air di sini hanya untuk mandi dan nyuci, makanya baju saya pada dekil kotor. Kalau di rumah saya airnya keruh. Pakaian saya pada kuning (rusak)," ujarnya.

Namun penantian panjang warga kampung pemulung untuk mendapatkan air bersih baru dapat terwujud setelah Polres Metro Jakarta Timur memberikan pasokan air bersih kepada warga sebanyak 15.000 liter air.

Ratusan warga RT 15/RW 02, Kelurahan Pinang Ranti, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, berbondong - bondong mengantri air di tangki air bersih dengan menggunakan wadah galon kosong. Mereka senang ketika mendapatkan distribusi air bersih dari tiga mobil tangki air.

"Kami berikan pembagian air bersih dan pembagian sembako kepada warga di Kelurahan Pinang Ranti ini. Pendistribusian air bersih itu untuk membantu masyarakat yang kekurangan air bersih akibat dampak musim kemarau," kata Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Leo Simarmata.

Kombes Leonardus menuturkan pihaknya tidak hanya memberikan air bersih kepada warga Kelurahan Pinang Ranti, namun ke depan wilayah lain di Jakarta Timur yang mengalami kesulitan air.

"Kita akan cari lagi daerah lain yang mengalami kesulitan air bersih. Kita akan suplai air bersih," ucapnya.