Bagikan:

JAKARTA – Ledakan yang terjadi di sebuah pelataran rumah yang baru dibangun di Jalan Prahu, Setiabudi, Jakarta Selatan pada Rabu 18 Oktober lalu, masih menyisakan teka-teki. Kepolisian hingga kini belum memberi keterangan apakah benar ledakan itu berasal dari bom atau benda lain. Menilik lebih jauh mengenai kejadian tersebut, pengamat teroris Al Chaidar memberi tanggapan.

Menurutnya, ledakan tersebut berasal dari bom yang memiliki daya ledak rendah. Chaidar mengatakan bahwa bom itu merupakan jenis bom pipa atau paralon yang jangkauan ledaknya hanya berjarak sekitar 1-2 meter.

“Iya ini jelas bom. Bom paralon. Bom low explosive (daya ledak rendah)” ujar Chaidar saat dihubungi, Senin 23 Oktober.

Meski belum ada keterangan resmi dari kepolisian mengenai insiden ledakan di Setiabudi pada Rabu, 18 Oktober 2023, namun sebagian pihak menganggap bahwa ledakan tersebut berasal dari benda yang berkaitan dengan peristiwa 2001 lalu, di asrama mahasiswa Aceh, Yayasan Iskandar Muda yang lokasinya persis ada di samping bangunan.

Bahkan warga sekitar pun yakin jika ledakan itu berasal dari bom yang dibuat oleh para pelaku ledakan 2001 lalu.

Chaidar yakin bahwa ledakan tersebut berasal dari bom yang dibuat atau dirakit. Bom tersebut bukan pabrikan yang dibuat secara massal.

“Itu rakitan bukan bom pabrikan. Itu bom teroris. bukan bom tantara.” tekannya.

Soal bom rakitan jenis paralon, Chaidar merinci bahwa bom tersebut memiliki ciri-ciri khusus.

“Paralon 5 inci, panjang 50 sentimeter. Ada tutup Paralon atas bawah. Ada kabel. Ruang desakannya padat. Jika tertekan atau terketuk akan meledak.” ujarnya.

Kepolisian diharapkan segera memberikan keterangan, informasi mengenai peristiwa ledakan Setiabudi, Jakarta Selatan yang terjadi pada Rabu 18 Oktober, minggu lalu.

Puslabfor Polri membawa tiga kantung dari TKP ledakan Setiabudi 2023/ Foto: Jehan/ VOI

Tim Gegana, Puslabfor dan sejumlah anggota Polda Metro Jaya sudah melakukan pemeriksaan di lokasi ledakan Setiabudi, satu hari pascakejadian. Hasilnya, Tim Puslabfor membawa tiga kantung berwarna cokelat yang didapat dari tempat kejadian perkara (TKP).

Tapi sayangnya hingga kini kepolisian belum memberi keterangan lebih lanjut.