JAKARTA - Pengamat terorisme, Al Chaidar menyebut ledakan yang terjadi Jalan Tangkuban Perahu nomor 02, RT 07, Guntur, Setiabudi, Jakarta Selatan merupakan bom aktif yang berasal dari sebelah rumahnya di Jalan Tangkuban Perahu nomor 01. Menurutnya, bom itu merupakan sisaan dari sebelah rumah yang merupakan kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Chaidir juga menjelaskan, bom rakitan yang diduga sisa dari kelompok GAM disembunyikan oleh pelaku yang tidak diketahui pihak kepolisian.
“Karena pelaku menyembunyikan barang bukti supaya tidak ditemukan oleh polisi atau penyidik,” kata Al Chaidar dalam pesan singkat, Selasa, 24 Oktober.
Merinci mengenai jenis bom rakitan tersebut, Al Chaidar menyebut bahwa bom yang meledak pada beberapa waktu lalu merupakan bom paralon dengan daya ledak rendah.
Perihal ciri-cirinya berbentuk paralon dengan panjang 50 sentimeter, terdapat kabel pada benda tersebut.
“Itu bom Paralon. Bom low explosive. (Ciri-cirinya) paralon 5 inci, panjang 50 sentimeter. Ada tutup paralon atas bawah. Ada kabel. (Untuk jenis bomnya) Low eksplosive 1 sampai 5 meter. Kalau high explosive, 10 sampai 50 meter,” tuturnya.
BACA JUGA:
AI juga menjelaskan jika jenis bom tersebut tidak akan meledak, apabila tidak ada tekanan atau benturan. Karena itu, menurutnya, bom masih tetap bertahan hingga 18 Oktober 2023, sebelum akhirnya ditemukan oleh korban, A (49).
“Iya. Jika tertekan atau terketuk akan meledak,” ujarnya
Apabila bom itu meledak, kata Al Chaidar, hanya berdampak pada 1-5 meter. Namun, bunyi dari ledakan bisa terdengar puluhan meter.
“Namun, dampaknya bisa menewaskan seseorang jika jaraknya 1-2 meter. Jia melebihi jarak tersebut, (hanya mengalami) luka-luka,”ucapnya.