Jakarta – Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko, baru saja menghadiri undangan sebagai pembicara pada Forum Pangan Dunia atau WFF (World Food Forum) yang digelar Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa atau FAO (Food and Agriculture Organization), di Roma, Italia, tanggal 16 hingga 20 Oktober 2023.
Moeldoko mengajak pemimpin global dan organisasi internasional bergerak bersama dalam aksi-aksi nyata untuk menghadapi krisis pangan dunia. Ia pun menyuarakan kembali gagasan Presiden Soekarno, yakni “Taman Sari Antar Bangsa-bangsa”.
“Gagasan ini menekankan pentingnya kerja sama antar bangsa untuk menciptakan dunia yang damai dan sejahtera. Dalam dunia yang damai dan sejahtera, setiap bangsa dapat saling berbagi sumber daya, termasuk sumber daya pangan,” kata Moeldoko.
Panglima TNI 2013-2015 ini, menegaskan persoalan pangan sudah menjadi musuh bersama yang harus dihadapi oleh seluruh dunia. Terlebih data FAO menunjukkan 735 juta orang di dunia terancam kelaparan kronis. Masalah pangan, menurut dia, bukan hanya tentang mengisi perut, tapi sangat menentukan keamanan suatu negara.
“Ketika ketahanan pangan terganggu, maka stabilitas nasional dan stabilitas global juga akan terganggu. Be Aware...Be Careful,” tegasnya.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, Moeldoko menyampaikan Indonesia telah menginisiasi gerakan bersama dalam mengatasi krisis pangan dunia melalui kepemimpinan di forum-forum global, seperti G-20, ASEAN, dan AIS (Archipelagis Islands State). Selain itu, Indonesia juga ikut serta dalam kerja sama Selatan-Selatan Triangular dan minilateral.
Di dalam negeri, sambung Moeldoko, Indonesia tengah melakukan transformasi sistem pangan dan pertanian. Salah satunya mempersiapkan anak muda di sektor pertanian dari hulu hingga hilir. Hal ini untuk menjawab persoalan regenerasi.
“Jika generasi muda tidak berminat masuk ke sektor pertanian, pertanyaannya 20 tahun lagi dunia mau makan apa jika jumlah petani kurang,” tutur Moeldoko.
Untuk itu, kata Moeldoko, dirinya menginisiasi beberapa langkah nyata untuk merangsang anak muda Indonesia masuk ke sektor pertanian. Diantaranya melalui Sekolah Staf Presiden yang menjadi wadah bagi anak muda untuk mengerti kompleksitas pengelolaan negara dalam membuat kebijakan publik.
Sekolah Staf Presiden, imbuh dia, telah bekerja sama dengan FAO Indonesia, untuk memberikan pemahaman tentang ancaman krisis pangan dan pentingnya pertanian yang berkelanjutan pada para calong pemimpin Indonesia.
Selain itu, selaku Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Moeldoko juga telah menginisiasi gerakan Maju Tani Nusantara. Aksi itu, papar dia, menjadi media bagi anak-anak muda untuk menciptakan cara bertani modern, dan pembaharuan sistem bisnis pertanian dengan memanfaatkan teknologi digital dan kecerdasan buatan, dengan model meta farming.
"Saya kolaborasikan anak-anak muda itu dengan para petani dari generasi X dan baby bomer, sehingga terjadi pertukaran wisdom dan teknologi diantara mereka,” jelas Moeldoko.