Bagikan:

ROMA – Menghadapi ancaman krisis pangan dunia, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko berbagi pengalaman dengan sejumlah menteri dan kepala negara dunia. 

Sejumlah pertemuan informal dilakukan disela berlangsungnya World Food Forum (WFF) 2023 yang digelar Badan Pangan Dunia (FAO) dari tanggal 16 hingga 20 Oktober di Roma, Italia.

Dalam pembicaraan dengan Prak David, Wakil Menteri Pertanian Kamboja, Moeldoko membahas sejumlah isu terkait pertanian dengan tujuan untuk memperkuat kerja sama antara kedua negara.

Sebagai negara dengan populasi yang hanya 16,5 juta orang, Kamboja memang selalu berhasil menciptakan surplus beras.

“Hal ini menjadi aset yang berharga ketika produksi beras di Indonesia mengalami penurunan,” kata Moeldok dalam keterangannya, Selasa 17 Oktober.

Moeldoko mengatakan bahwa inovasi menjadi kunci dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan, terutama akibat perubahan iklim. Menurut Ketua Umum HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) ini, Indonesia terus berupaya meningkatkan cadangan beras.   Kamboja bisa meniru inovasi Indonesia yang terus mengembangkan benih beras unggul guna mendukung produksi beras di negara tersebut.

Wakil Menteri Prak David menyampaikan ketertarikannya terhadap benih padi MD 70, sebuah inovasi asal Indonesia. Benih ini memungkinkan panen beras hanya dalam 70 hari (bandingkan dengan waktu biasanya yang memerlukan 110 hari) dengan hasil mencapai 9 ton per hektar.

Prak David juga menekankan pentingnya peran Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan di wilayah ASEAN. Menurutnya, kepemimpinan Indonesia dalam hal ini merupakan hal yang sangat mungkin diwujudkan. Namun, tantangan alam seperti banjir semakin sering mengancam sektor pertanian di Kamboja.

Selain delegasi Indonesia, forum ini juga menghadirkan tokoh-tokoh penting seperti Presiden Irlandia, Irak, dan Paraguay. Hadir pula Raja Lesotho, Perdana Menteri Tanzania, Bhutan, dan Togo. Selain itu juga Yang Mulia Pangeran Hassan bin Talal dari Kerajaan Hashemite Yordania.