Bagikan:

JAKARTA - California mencatatkan jumlah kematian tertinggi akibat COVID-19 di Amerika Serikat, melampaui New York, setelah pada laporan Selasa 9 Februari malam waktu setempat lebih dari 45 ribu orang meninggal.

Angka ini jauh di atas New York, negara bagian yang terkena dampak paling parah pada masa awal pandemi, yang saat ini mencatatkan angka kematin 44.693 orang. 

“Ini adalah pengingat yang menyayat hati bahwa COVID-19 adalah virus yang mematikan. Dan kami berduka bersama setiap warga California yang telah menderita, kehilangan orang yang dicintai secara tragis selama pandemi ini,” kata Menteri Kesehatan Negara Bagian California Dr Mark Ghaly, melansir Reuters.

California, rumah bagi sekitar 40 juta orang, muncul sebagai episentrum utama AS dari pandemi selama gelombang infeksi dan rawat inap akhir tahun yang melanda sebagian besar negara, mendorong banyak sistem perawatan kesehatan ke batas maksimal.

Jika dipertimbangkan dalam hal kematian per kapita, California, dengan 113 kematian per 100.000 orang, menempati urutan ke-32 di negara itu dalam angka kematian COVID-19. 

Sebagai perbandingan, New York, dengan 248 kematian per 100.000, menempati urutan kedua setelah New Jersey, yang mencatat sekitar 230 kematian akibat virus korona per 100.000 penduduk.

Amerika Serikat secara keseluruhan telah melaporkan 27,25 juta infeksi dan 468.559 kematian, pada Selasa malam. Lebih dari 79.000 pasien AS dirawat di rumah sakit karena COVID-19 pada hari Selasa, jumlah harian terendah sejak pertengahan November.

Gubernur California Gavin Newsom dalam keterangan persnya mengatakan, kendati jumlah korban jiwa yang dilaporkan setiap hari di negara bagian tersebut menurun beberapa minggu terakhir. Namun, angkanya masih tinggi dengan rata-rata 500 kematian per hari selama 14 hari terakhir.