Bagikan:

JAKARTA - Tingkat positivity rate Argentina saat ini menjadi yang tertinggi di dunia. Tercatat, enam dari sepuluh orang di Argentina dipastikan terjangkit COVID-19. Apa sebabnya?

Data tersebut dipaparkan Universitas Oxford dalam Our World in Data. Saat ini, Argentina memiliki 809.728 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi dengan angka kematian mencapai 21.468. Rata-rata penambahan kasus perhari Argentina mencapai belasan ribu kasus.

Menurut ahli medis Argentina yang dikutip Reuters menjelaskan alasan tingginya angka orang yang terpapar corona musababnya karena pembatasan yang longgar dan tingkat pengujian yang rendah. Jumlah positivity rate naik dari sekitar 40 persen pada Agustus menjadi hampir 60 persen pada minggu lalu.

"Apakah ada isolasi? Tidak ada. Apakah ada (cukup) tes? Tidak ada," kata Carlos Kambourian, seorang dokter anak di Buenos Aires.

Perbandingan

Sebagai perbandingan, negara bagian New York dengan populasi 20 juta orang, kurang dari separuh populasi Argentina sebanyak 45 juta melakukan tes lebih banyak. New York tercatat melakukan 100.000 tes sehari atau empat kali lebih banyak dari jumlah tes Argentina. Alhasil, tingkat positivity rate negara bagian AS itu hanya sekitar 1 persen.

Sebelumnya Pemerintah Argentina mendapat pujian atas penguncian awal yang keras yang dimulai pada 20 Maret. Bahkan Argentina menjadi negara yang melakukan tindakan paling ketat di Amerika Latin.

Kasus COVID-19 pertama di Argentina berada di Buenos Aires pada 3 Maret. Orang yang terinfeksi adalah seorang pria yang kembali dari Milan, Italia. Empat hari kemudian, Kementerian Kesehatan Argentina mengonfirmasi kematian COVID019 pertama di negara itu, yang juga merupakan yang pertama di Amerika Selatan.

Tetapi sejak itu terpaksa melonggarkan pembatasan untuk membantu menghidupkan kembali ekonomi yang sudah dalam resesi selama dua tahun. Selain itu tingkat kemiskinan dan pengangguran meningkat.

Kata Dokter Kambourian, hanya ada sedikit cara untuk memperkuat layanan kesehatan. "Tentu saja strategi untuk menghentikan pandemi jenis ini tidak diterapkan," katanya.

Sementara itu pihak Kementerian Kesehatan Argentina menjelaskan sebagian besar hasil tes positif adalah hasil dari program "DetecAr." Program pengujian itu fokus pada kontak dari mereka yang diketahui terinfeksi. Pemerintah telah berjanji untuk menaikkan level pengujian.

Argentina memiliki kasus COVID-19 kedelapan paling banyak di dunia. Saat ini berada di lima besar untuk kasus baru dan kematian tertinggi yang rata-rata terjadi dalam tujuh hari hari. Amerika Latin telah menjadi wilayah yang paling terpukul di dunia akibat kasus dan kematian akibat COVID-19.