Michael Jordan Catat Sejarah Masuk Daftar 400 Orang Terkaya di AS, Mantan Mitra: Dia Seperti Spons
Michael Jordan. (Wikimedia Commons/Zach Catanzareti Photo)

Bagikan:

JAKARTA - Mantan pebasket profesional sekaligus pebisnis Michael Jordan mencatat sejarah dengan masuk dalam jajaran 400 orang terkaya di Amerika Serikat versi Forbes.

Legenda NBA (National Basketball Association) Amerika Serikat ini duduk di peringkat 379 dengan total kekayaan bersih sekitar 3 miliar dolar AS atau setara Rp47 triliun, setelah menjual mayoritas sahamnya di klub basket Charlotte Hornets awal tahun ini, dikutip dari CNN 7 Oktober.

Bermain di Kompetisi NBA selama 15 musim, Jordan menorehkan sederet prestasi, baik bersama timnya Chicago Bulls maupun sebagai individu. Tercatat, ia membawa Bulls memenangi enam gelar NBA (1991, 1992, 1993, 1996, 1997, 1998) sekaligus enam kali keluar sebagai pemain terbaik (MVP) di partai final di seluruh tahun tersebut.

Ia juga lima kali tercatat sebagai pemain terbaik (MVP) NBA (1988, 1991, 1992, 1996, 1998), serta dua kali juara kontes Slam Dunk (1987 dan 1988). Sementara bersama tim nasional Amerika Serikat, ia dua kali meraih medali emas Olimpiade, yakni Los Angeles (1984) dan Barcelona (1992).

Dianggap oleh banyak orang sebagai pemain bola basket terhebat sepanjang masa, ia pensiun untuk terakhir kalinya pada tahun 2003 setelah dua musim bersama Washington Wizards.

Dia memperoleh status miliarder pada tahun 2015, sebagian melalui kesepakatan dengan Nike. Ia juga memiliki kontrak yang menguntungkan dengan Hanes, Gatorade dan Upper Deck.

Nike bukan satu-satunya perusahaan yang mencoba memanfaatkan bakat dan karisma Jordan.

"Dia adalah sebuah merek sebelum orang membicarakan manusia sebagai merek," kata Marc Ganis, presiden perusahaan konsultan Sportscorp, seperti dikutip dari Forbes.

michael jordan
Michael Jordan. (Wikimedia Commons/El Gráfico)

"Bukan Michael Jordan yang mempromosikan Gatorade, melainkan Gatorade yang mengatakan, 'Minumlah Gatorade agar menjadi lebih seperti Michael," lanjutnya.

Setelah membeli Hornets dengan harga sekitar 275 juta dolar AS pada tahun 2010, Jordan menjual kepemilikan mayoritasnya pada Bulan Juni kepada grup yang dipimpin oleh Gabe Plotkin dan Rick Schnall, membawanya masuk ke dalam daftar Forbes 400, tetapi tetap mempertahankan saham minoritas di tim tersebut.

"Dia seperti spons," kata Ted Leonsis yang pernah bermitra dengan Jordan dalam berbagai investasi dan kepemilikan olahraga di masa lalu, mengingat Jordan sangat penasaran dan banyak bertanya, mulai dari menjual sponsorship hingga iklan dan berbagi pengetahuan tentang bisnis olahraga.

"Pada akhirnya, dia lebih benar daripada saya, yaitu jika Anda memiliki tim yang hebat dan memiliki pemain bintang, maka akan mudah untuk menjual tiket, suite dan sponsor," ujar pemilik Washington Wizards, Mystics dan Capitals ini.

Jordan menjadi terkenal karena filantropinya, dengan memberikan sumbangan sebesar 10 juta dolar AS yang memecahkan rekor untuk Make-A-Wish America saat merayakan ulang tahunnya yang ke-60, hadiah terbesar yang diberikan individu dalam 43 tahun sejarah yayasan tersebut.

"Michael adalah salah satu dari sedikit orang yang meraih kesuksesan tiga kali,” kata Leonsis

"Banyak pengusaha, mereka berhasil sekali. Mereka meraih kemenangan besar, mengambil kemenangannya, pensiun dan (kami) tidak pernah mendengar kabar dari mereka lagi, atau mereka mencoba sesuatu untuk kedua kalinya dan tidak berhasil. Dia (Jordan) meraih tiga kesuksesan besar,: urai Leonsis, mengacu pada pengaruh Jordan sebagai pemain, pemilik, serta pertumbuhan merek Air Jordan di Nike.

Diketahui, CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk yang diperkirakan memiliki kekayaan 251 miliar dolar AS menduduki puncak daftar Forbes 400 terbaru, mengungguli pendiri Amazon Jeff Bezos yang diperkirakan memiliki kekayaan 161 miliar dolar AS.

Forbes memperkirakan bahwa 400 orang terkaya Amerika kini memiliki kekayaan kolektif sebesar 4,5 triliun dolar AS, setara dengan rekor yang dibuat pada tahun 2021 dan sedikit lebih tinggi dari PDB Jepang pada tahun 2022 ($4,23 triliun), menurut Bank Dunia.