Bagikan:

JAKARTA - Syahrul Yasin Limpo memilih meletakan jabatannya sebagai Menteri Pertanian (Mentan) di tengah kasus dugaan korupsi yang menjeratnya. Upaya itu dilakukannya agar tidak mengganggu pencapaian Kementerian Pertanian dan kinerja kabinet di akhir periode pemerintahan Presiden Jokowi.

Faktor lainnya terkait sikap yang diambil politikus NasDem tersebut dibeberkan Syahrul Yasin Limpo yang mengaku letih baru saja pulang dari kunjungan kerja di Eropa.

"Saya berhadapan dengan proses bilateral, dengan Menteri Itali, Menteri Spanyol melakukan bantuan dengan FAO, dengan IFAT, dengan berbagai hal yang merasa bahwa Indonesia perlu dibantu dalam rangka climate change. kekhawatiran dunia juga termasuk kekhawatiran indonesia dan salah satu yang jadi kesepakatan di Forum FAO adalah atas inisiatif kita bahwa tidak boleh ada negara yang bisa jalan sendiri hadapi climate change. seperti apa yang Bapak Presiden selalu sampaikan dan itu jadi rekomendasi-rekomendasi dunia," kata Syahrul di Jakarta, Kamis 5 Oktober.

Sayhrul pun meminta agar diberi ruang untuk fokus terhadap permasalahan yang dihadapinya. Menurutnya, rententan kegiatan yang dijalaninya mulai dari kunker di Eropa hingga tiba di Tanah Air memenuhi panggilan Polda Mtero Jaya menguras tenaga dan pikirannya.

"Oleh karena itu beri saya kesempatan dan saya belum ada istirahat ini karena tadi saya juga diperiksa di Polda dan capek banget rasanya saya hadapi ini semua," ujarnya.

 

Mantan Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) itu memahami potensi munculnya persoalan ketika sedang terjerat masalah tindak pidana korupsi. Maka dari itu, Syahrul memutuskan mundur dari posisi mentan dengan harapan kasus rasuah yang dihadapinya tidak mengganggu jalannya pemerintahan.

"Saya harap tidak akan sedikit pun mengganggu kinerja Pak Presiden, lebih baik saya ambil sikap seperti ini," katanya.

Adapun Syahrul Yasin Limpo memenuhi panggilan Polda Metro Jaya pada hari ini, Kamis 5 Oktober.

Sebelum Syahrul tiba di Polda Mtero Jaya, beredar surat panggilan dari penyidik Ditreskrimsus Polda Metro Jaya terhadap Heri yang merupakan sopir Syahrul.

Surat bernomor B/10339/VIII/RES.3.3./2023/Ditreskrimsus itu menyebut adanya penyelidikan dugaan tindak pidana korupsi berupa pemerasan yang dilakukan oleh pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Selain penyelidikan di Polda Metro Jaya, Syahrul dikabarkan terjerat dugaan korupsi Kementerian Pertanian (Kementan) bersama dua anak buahnya, yaitu Sekjen Kementan Kasdi Subagyono, dan Direktur Alat Pertanian Kementan Muhammad Hatta. Penyidikan hingga kini masih dilakukan KPK.