JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyebut harus menghadapi masalah hukum sehari setelah pulang dari lawatannya ke Eropa. Padahal kegiatannya itu mengurusi kepentingan negara.
Hal ini disampaikannya di tengah isu beredar dirinya sempat menghilang. Kabar tersebut ramai dan jadi polemik setelah disampaikan Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi.
“Satu hari setelah saya balik dari Roma, Italia, dan Spanyol melakukan kegiatan mewakili negara. Saya dalam proses sedang melakukan kunjungan kerja resmi atas nama negara, atas nama kepentingan negara. Dan satu hari setelah datang saya langsung dihadapkan dengan masalah,” kata Syahrul di NasDem Tower, Gondangdia, Jakarta Pusat, Kamis, 4 Oktober.
Adapun kabar Syahrul menghilang ini disampaikan oleh Harvick bukan tanpa alasan. Sebab, Syahrul harusnya kembali ke Tanah Air dari lawatannya ke Eropa pada 1 Oktober lalu.
Harvick mengatakan saat itu Syahrul melakukan kunjungan kerja ke Italia dan Spanyol bersama tiga pejabat eselon I, beberapa pejabat eselon II, dan staf Kementan. Namun, saat kembali ke Tanah Air, mereka terpisah.
Syahrul juga disebut tak bisa dihubungi. “Baru dua, tiga hari (tidak bisa berkomunikasi dengan SYL, red)," kata Harvick usai mengikuti rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, dilansir Antara, Selasa, 3 Oktober.
Meski begitu, NasDem membantah Syahrul menghilang setelah dikabarkan terjerat dugaan korupsi di Kementerian Pertanian. Bendahara Umum Partai NasDem Ahmad Sahroni mengatakan koleganya itu sedang ada kegiatan yang tak bisa ditinggalkan.
Belakangan, Syahrul disebut mengalami sakit prostat sehingga harus berobat sebelum kembali ke Tanah Air pada Rabu malam, 4 Oktober.
BACA JUGA:
Diberitakan sebelumnya, Syahrul dikabarkan terjerat dengan dua anak buahnya yaitu Sekjen Kementan Kasdi Subagyono, dan Direktur Alat Pertanian Kementan Muhammad Hatta.
Penyidik KPK sudah melakukan penggeledahan untuk mengusut kasus ini. Di rumah dinas Menteri Syahrul Yasin Limpo penyidik menemukan uang senilai Rp30 miliar yang terdiri pecahan rupiah dan mata uang asing serta senjata api.
Kemudian, penggeledahan dilanjutkan di Kantor Kementerian Pertanian. Hasilnya ditemukan dokumen terkait kasus korupsi itu.
Penyidik juga mendatangi rumah Hatta di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Dari upaya paksa itu ditemukan uang Rp400 juta.
Temuan yang didapat dari penggeledahan itu kini sedang dianalisis dan akan dilakukan penyitaan. Sementara terkait temuan senjata api diserahkan ke pihak kepolisian untuk ditindaklanjuti.
Pada Rabu 4 Oktober, KPK lantas menggeledah rumah pribadi Mentan di Makassar, Sulawesi Selatan. Pada lokasi terakhir, KPK menyita mobil sedan bermerek Audi dan mendapatkan bukti lain berupa dokumen.