Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan dirinya lelah setelah pulang dari Eropa dan langsung memberikan keterangan di Polda Metro Jaya. Dia minta diberi waktu untuk beristirahat.

Awalnya, Syahrul mengatakan dirinya baru saja melakukan perjalanan dinas dari Eropa, tepatnya Roma, Italia, dan Spanyol. Namun, baru saja pulang dia langsung dihadapkan dengan masalah hukum.

“Saya dalam proses sedang melakukan kunjungan kerja resmi atas nama negara, atas nama kepentingan negara dan satu hari setelah datang saya langsung dihadapkan dengan masalah,” kata Syahrul di NasDem Tower, Gondangdia, Jakarta Pusat, Kamis, 5 Oktober.

Masalah hukum itu, sambung Syahrul, adalah pengaduan di Polda Metro Jaya. “Seperti apa laporan itu terkait dengan terjadinya pemerasan dan lain-lain sebagainya,” tegasnya.

Syahrul mengatakan dia sudah menjelaskan semua yang diketahuinya di hadapan pihak kepolisian. Adapun permintaan keterangan tersebut berdasarkan aduan dari masyarakat yang masuk sejak 12 Agustus.

“Oleh karena itu saya hari ini baru jam kira-kira satu atau setengah jam lalu selesai. Saya izin ke teman-teman kasih saya kesempatan untuk menarik napas dari sebuah perjalanan yang panjang,” ungkap politikus Partai NasDem itu.

“Perjalanan saya untuk kepentingan rakyat, 280 juta (masyarakat, red) harus saya kasih makan,” sambung Syahrul.

Diberitakan sebelumnya, ramai beredar surat panggilan dari penyidik Ditreskrimsus Polda Metro Jaya terhadap Heri yang merupakan sopir Syahrul. Surat bernomor B/10339/VIII/RES.3.3./2023/Ditreskrimsus itu menyebut adanya penyelidikan dugaan tindak pidana korupsi berupa pemerasan yang dilakukan oleh pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Selain penyelidikan di Polda Metro Jaya, Syahrul juga dikabarkan terjerat kasus korupsi Kementerian Pertanian (Kementan) yang sedang ditangani komisi antirasuah. Dia menjadi tersangka bersama Sekjen Kementan Kasdi Subagyono, dan Direktur Alat Pertanian Kementan Muhammad Hatta.

Dalam mengusut kasus ini, komisi antirasuah sudah melakukan penggeledahan. Di rumah dinas Menteri Syahrul Yasin Limpo penyidik menemukan uang senilai Rp30 miliar yang terdiri pecahan rupiah dan mata uang asing serta senjata api.

Kemudian, penggeledahan dilanjutkan di Kantor Kementerian Pertanian. Hasilnya ditemukan dokumen terkait kasus korupsi itu.

Terbaru, penyidik juga mendatangi rumah Hatta di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Dari upaya paksa itu ditemukan uang Rp400 juta.

Temuan yang didapat dari penggeledahan itu kini sedang dianalisis dan akan dilakukan penyitaan. Sementara terkait temuan senjata api diserahkan ke pihak kepolisian untuk ditindaklanjuti.