Ogah Jadi Ketum PDIP, Jokowi Sarankan Trah Soekarno Puan atau Prananda
Presiden jokowi saat deklarasi Capres Ganjar di Batu Tulis Bogor (Ist)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengaku bahwa dirinya tak mau menjadi Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP). Hal ini menjawab usulan agar dirinya menggantikan Megawati Soekarnoputri dari jabatan Ketum PDIP.

Jokowi sudah menjabat sebagai Presiden Indonesia sebanyak dua periode, yakni 2014-2019 dan 2019-2024. Setelah melepas jabatannya, Jokowi mengklaim dirinya tak lagi mengincar jabatan politik dan akan pulang ke kampung halaman.

"Belum. Saya mau pensiun pulang ke Solo," kata Jokowi ketika ditemui usai Upacara HUT Ke-78 TNI di Lapangan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Kamis, 5 Oktober.

Dibandingkan dirinya, Jokowi justru mengusulkan generasi yang lebih muda untuk memimpin PDIP.

"Banyak yang muda-muda. (Ada) Mbak Puan (Maharani), Mas Prananda (Prabowo)," kata Jokowi, menyebut kedua anak Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Puan Maharani diketahui merupakan Ketua DPP PDIP, sementara Prananda berperan sebagai Ketua DPP PDIP Bidang Ekonomi Kreatif periode 2019-2024.

Wacana soal Jokowi diusulkan menjadi ketum PDIP disampaikan oleh Guntur Soekarnoputra, yang adalah putra sulung Presiden pertama RI Soekarno, sekaligus kakak dari Megawati.

Selain mengusulkan Jokowi sebagai ketum, dia menyuarakan usulan agar Megawati menjadi dewan pembina partai berlambang banteng hitam bermoncong putih itu.

Menanggapi usulan itu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan partai-nya sedang fokus untuk memenangi Pemilu 2024.

Adapun pergantian ketua umum PDIP baru akan ditentukan pada kongres yang dijadwalkan pada 2025.

Lebih lanjut Hasto mengatakan bahwa trah keluarga Soekarno masih memiliki posisi yang kuat untuk menjadi ketua umum berikutnya.

Menurut dia, PDIP memerlukan figur yang kuat dan memiliki ikatan hingga kader tingkat bawah di masa transisi pemerintahan pada 2024. Hasto pun meyakini kriteria tersebut masih dimiliki Megawati dan keluarga.