Anak Pertama Megawati yang Dinilai Pantas Jadi Regenerasi Ketum PDIP
Megawati Soekarnoputri (ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Pengamat politik Hendri Satrio menjelaskan dua cara kaderisasi partai politik. 

Pertama regenerasi. Kedua, deinstitusional, yakni  membentuk institusi baru yang berbeda dengan institusi lamanya tetapi ideologi sama. Misalnya, Partai Golkar yang melahirkan Hanura dan NasDem.

"Itu kan sama tuh ideologi nya karena ada perbedaan maka dia buat partai baru bukan buat KLB baru," ujar Hendri dalam diskusi daring, Sabtu, 27 Maret.

Selama ini, menurutnya, parpol yang tidak terlalu banyak gesekan adalah PDIP, Gerindra dan PKS. Sehingga proses pengkaderannya tidak sampai pada perdebatan.

Yang menarik, kata Hendri, yakni regenerasi di PDIP. Sebab, meski ditegaskan politikus PDIP Effendi Simbolon partainya tak memiliki faksi, akan tetapi partai moncong putih terbagi dua yakni trah Soekarno dan non Soekarno.

"PDIP nantinya yang ganti Bu Mega itu kan ada dua trahnya. Soekarno dan non Soekarno. Muncul nama Jokowi atau nama BG. Itu menarik jika PDIP menempatkan trah non Soekarno sebagai penerusnya," kata Hendri.

Namun, Hendri menilai dari sejarah PDIP agak kesulitan menempatkan non trah Soekarno menjadi pimpinan partai. "Artinya ini akan berada di trah Soekarno. Kalau kita kerucutkan lagi menjadi trahnya Megawati," tuturnya.

Direktur Lembaga Survei Kedai Kopi itu menilai, ada tiga nama potensial menggantikan Megawati. Yakni ketiga anaknya antara lain Rizki Pratama, Prananda Prabowo dan Puan Maharani.

"Kalau kita lihat akan mengacu dua nama saja, Puan dan Prananda. Puan punya pengalaman lengkap di legislatif, partai dan eksekutif. Sementara Nanan (Prananda, red) berada di jantung pertahanan partai sebagai situation room head yang membuat strategi di PDIP," ungkap pria yang akrab disapa Hensat itu.

Namun sebetulnya, lanjut dia, ada satu nama lain yang jarang muncul. "Tapi menurut saya secara mistis dan biologis mirip dengan Bung Karno. Itu adalah anak pertama Bu Mega, Rizki Pratama. Jarang sekali muncul tapi kalau muncul mirip sekaki dengan pak Karno," sambung Hensat.

Lantas dari tiga nama anak Megawati mana yang memungkinkan untuk menjadi ketua partai? 

Hendri pun menyarankan agar Megawati segera menunjuk penggantinya agar tidak ada gesekan-gesekan di PDIP.

"Sekarang kan Nanan apa Puan. Meskipun sudah ditegaskan tidak ada faksi di PDIP tapi tetap muncul pertanyaan. Kalau ini deadlock mungkin bisa jadi didorong mas Tatam (Rizki Pratama, red) yang tidak berada dalam dua kubu tatanan faksi," pungkasnya.