JAKARTA - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah tidak ada toleransi atas serangan terhadap peziarah, setelah sebuah video menunjukkan jamaah Yahudi meludahi peziarah Kristen di Kota Tua Yerusalem.
Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan orang-orang Yahudi ultra-Ortodoks meludah ke tanah, ketika para peziarah membawa salib di sepanjang Via Dolorosa di Yerusalem, rute yang diyakini umat Kristen sebagai jalan yang dilalui Yesus sebelum disalib.
"Saya mengutuk keras segala upaya yang merugikan jemaah, dan kami akan mengambil tindakan mendesak terhadap tindakan tersebut," ujar PM Netanyahu, melansir The National News 4 Oktober.
"Perilaku ofensif terhadap jamaah adalah sebuah penodaan dan tidak dapat diterima. Kami tidak akan menunjukkan toleransi apa pun terhadap kerugian apa pun terhadap jamaah," lanjutnya.
Kendati demikian, PM Netanyahu tidak menyebutkan serangan spesifik dalam pesannya.
Video tersebut menyusul publikasi baru-baru ini tentang rekaman serupa yang memperlihatkan orang-orang yang menghina atau bertindak agresif terhadap umat Kristen di Kota Tua.
Setelah menduduki Palestina pada tahun 1967, Israel mencaplok Yerusalem Timur, termasuk Kota Tua, sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.
Kota Tua tetap menjadi jantung konflik Palestina-Israel, serta ketegangan antara tiga agama monoteistik besar di dunia.
Bulan lalu, Patriark Latin Yerusalem, Uskup Agung Pierbattista Pizzaballa mengatakan, meskipun serangan terhadap umat Kristen di Kota Tua "bukanlah fenomena baru", serangan tersebut lebih sering terjadi "dalam beberapa waktu terakhir".
Pizzaballa, yang dilantik Paus Fransiskus sebagai kardinal pada Hari Sabtu mengatakan, ada banyak alasan untuk peningkatan ini, termasuk pendidikan.
"Ada beberapa gerakan, juga beberapa rabi, yang menghasut hal ini, atau setidaknya menyetujui hal ini," ungkapnya.
"Kita tidak boleh lupa hubungan masa lalu antara Yahudi dan Kristen tidaklah sederhana, bersifat diplomatis dan semua ini menciptakan konteks ini," terangnya.
BACA JUGA:
Uskup Agung juga mengatakan, frekuensi "fenomena ini ada hubungannya, setidaknya untuk sementara, dengan pemerintahan (Israel) saat ini".
Pada Hari Selasa, Rabi Tembok Barat, Shmuel Rabinowitz mengutuk keras "kekerasan terhadap orang-orang beriman di Kota Tua dan segala bentuk kekerasan".
"Kita harus melakukan segala daya kita untuk melestarikan bangunan Kota Tua," serunya kepada para pemimpin semua agama.