Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bersumpah tidak ada yang bisa menghentikan Israel untuk menghancurkan Hamas, ketika perang di Gaza mencapai 100 hari pada Hari Minggu dan korban jiwa terus bertambah.

PM Netanyahu mengatakan, Israel tidak akan mematuhi Mahkamah Internasional (ICJ), di mana Israel dituduh melakukan genosida dan dapat diperintahkan untuk menghentikan serangannya.

"Tidak ada yang akan menghentikan kami, tidak Den Haag (ICJ), tidak ada poros kejahatan dan tidak ada orang lain," tegas PM Netanyahu, dilansir dari CNN 15 Juni.

PM Netanyahu mengatakan, klaim genosida yang diajukan oleh Afrika Selatan pada Hari Kamis, adalah sebuah "serangan munafik" menambahkan hal itu terjadi "atas perintah mereka yang datang untuk melakukan Holocaust lagi terhadap orang-orang Yahudi."

Ini "adalah titik terendah moral dalam sejarah bangsa-bangsa," ujar PM Netanyahu.

Netanyahu menyatakan, meskipun antisemitisme sama, orang-orang Yahudi berbeda dan akan berjuang "sampai akhir."

Dalam kesempatan yang sama, PM Netanyahu juga menekankan, Israel tidak dapat menyelesaikan perang sampai mereka menutup Koridor Philadelphi, sebuah jalur sepanjang 14 km yang berfungsi sebagai perbatasan antara Mesir dan Gaza. Tindakan seperti itu akan memberi Israel kendali penuh atas Gaza.

Membiarkan perbatasan dengan Mesir tetap berada di luar jangkauan Israel akan membahayakan keuntungan perang mereka, kata PM Netanyahu.

"Kami akan menghancurkan Hamas, kami akan mendemiliterisasi Gaza, dan peralatan militer serta senjata mematikan lainnya akan terus memasuki wilayah selatan ini, jadi tentu saja kami harus menutupnya," tandas PM Netanyahu.

Terpisah, juru bicara Kementerian Luar Negeri Mesir Ahmed Abu Zeid mengatakan, Mesir tetap memegang kendali penuh atas perbatasannya, dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi Mesir Sada Al-Balad pada Hari Sabtu.

"Mesir sepenuhnya mengontrol perbatasannya dan mengendalikannya sepenuhnya, dan masalah ini tunduk pada perjanjian hukum dan keamanan antara negara-negara yang terlibat, sehingga setiap pembicaraan mengenai masalah ini umumnya harus diawasi dan ditanggapi dengan sikap yang dinyatakan," tegas Abu Zeid.

Diketahui, perang di Gaza sudah memasuki 101 hari, saat 23.843 orang telah tewas di daerah kantong tersebut sejak pertempuran pecah, sementara lebih dari 60.000 orang terluka, menurut angka yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas.