Bagikan:

JAKARTA - Ukraina sedang menyiapkan layanan chatbot online yang memungkinkan warga Rusia yang memiliki kerabat tentara yang hilang di Ukraina, untuk memeriksa apakah mereka telah dipastikan terbunuh atau ditahan sebagai tawanan perang, para pejabat mengumumkan pada Hari Rabu.

Kyiv berharap tindakan ini akan memberi tekanan pada Moskow setelah 22 bulan melakukan invasi besar-besaran ke Ukraina, saat semakin banyak warga Rusia di dalam negeri yang mencari jawaban tentang nasib tentara mereka yang hilang.

Chatbot, yang namanya berarti "Saya ingin menemukan" dalam bahasa Rusia, akan beroperasi pada aplikasi Telegram, yang sangat populer di Rusia dan Ukraina.

"Warga Rusia dapat secara resmi mengajukan permohonan (proyek) ini untuk mendapatkan informasi obyektif tentang kerabat mereka, yang disembunyikan dari mereka oleh rezim yang berkuasa di Federasi Rusia,” kata Andriy Yusov, juru bicara badan intelijen militer GUR Ukraina, melansir Reuters 10 Januari.

Proyek ini akan mengumpulkan informasi tentang tentara yang hilang dari mereka yang menggunakan chatbot dan memeriksanya dengan database Ukraina tentang tentara Rusia yang terbunuh, ditangkap atau hilang.

Salah satu orang yang mempresentasikan proyek ini adalah Irina Krynina, yang memperkenalkan dirinya sebagai warga negara Rusia dan salah satu pendiri gerakan sipil yang berupaya mencari dan mengembalikan tentara Rusia.

"Jika kami mendapatkan jawaban yang sesuai, misalnya kerabat Anda disandera di Ukraina, Anda dapat mendaftar untuk konsultasi dan kami akan mengadakan panggilan video untuk mengonfirmasi (identitas orang tersebut)," katanya.

"Ini akan memberikan kemungkinan bagi Rusia untuk melapor ke pihak berwenang dan, berdasarkan panggilan video ini meminta (tentara) tersebut ditukar."

Diketahui, Ukraina dan Rusia telah melakukan pertukaran tahanan beberapa kali selama perang. Yang terbesar terjadi pekan lalu, ketika 230 tawanan Ukraina, sebagian besar tentara serta enam warga sipil, dikembalikan ke Kyiv dengan imbalan 248 tentara Rusia.