JABAR - BPBD Kabupaten Garut melakukan asesmen terhadap 8 sumber air yang bisa mengairi pemukiman penduduk, terutama mereka yang terdampak kekeringan.
"Ada yang terdaftar sudah delapan lokasi sumber air, dan masih dapat bertambah," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Aah Anwar Saefulloh di Garut, Jawa Barat (Jabar), Jumat 29 September, disitat Antara.
Aah menjelaskan, Garut telah menetapkan Tanggap Darurat Bencana Kekeringan selama 21 hari sampai 24 September 2023.
Upaya ini diiringi dengan langkah pendistribusian air bersih, sekaligus memanfaatkan sumber air untuk mengairi kebutuhan air masyarakat.
Daerah yang terdampak kekeringan, lanjut dia, ada 19 dari 42 kecamatan di Garut dengan jumlah warga yang terdampak sebanyak 85.010 jiwa atau 24.391 kepala keluarga (KK), semuanya sampai saat ini masih dipasok kebutuhan air bersihnya.
Selain itu, kata dia, pemerintah daerah selama Tanggap Darurat melakukan inventarisasi, dan juga asesmen terhadap sumber air bersih yang ada di Kabupaten Garut.
"Melakukan asesmen dan kajian mengenai kelayakan sumber air tersebut untuk kita usulkan atau rekomendasikan kepada pimpinan," katanya.
BACA JUGA:
Ia menyebutkan, sumber air yang bisa dimanfaatkan untuk masyarakat tersebar di empat lokasi Desa Ciudian, Kecamatan Singajaya yakni sumber air Ciudian di Kampung Bantarsari yang bisa mengairi 80 KK. Selanjutnya sumber air Nyalindung di Kampung Cibogo yang bisa mengairi 110 KK.
Selanjutnya sumber air Ciasahan di Kampung Cinayuwati yang bisa mengairi 90 KK, dan sumber air Cipetir di Kampung Ciudian yang bisa mengairi 147 KK.
Kemudian, sumber air di Desa Pancasura, Kecamatan Singajaya memiliki sumber air Cicandra di Kampung Cideot yang bisa mengairi 5 kampung dengan jumlah 273 KK. Selanjutnya sumber air Cibuntu di Kampung Bojongdengkeng, Desa Toblong, Kecamatan Peundeuy yang bisa mengairi 527 KK.
Daerah lainnya Desa Sukajaya, Kecamatan Malangbong terdapat sumber air Cieurih di Kampung Ciawitali yang bisa mengairi 70 KK, dan sumber air Gempol di Kampung Ciawitali yang bisa mengairi 60 KK.
"Sumber air di Garut kemungkinan bertambah," katanya.
Dia berharap, sumber air yang sudah ada itu bisa menjadi solusi mengatasi kebutuhan air masyarakat saat musim kemarau berikutnya.
"Tahun depan apa yang terjadi sekarang itu bisa terantisipasi, dan tidak terjadi lagi, dan itu nanti bersama-sama dengan dinas teknis," tandasnya.