Bagikan:

JAKARTA - Israel membuka kembali pos lintas batas di Gaza pada Hari Kamis, memungkinkan ribuan pekerja Palestina mendapatkan pekerjaan mereka di Israel dan Tepi Barat, setelah hampir dua minggu penutupan yang dipicu oleh protes kekerasan di sepanjang perbatasan.

Sekitar 18.000 warga Gaza memiliki izin dari pemerintah Israel untuk bekerja di luar daerah kantong yang diblokade tersebut, memberikan suntikan uang tunai sebesar sekitar 2 juta dolar AS per hari untuk perekonomian wilayah itu, melansir Reuters 28 September.

Langkah ini dilakukan di tengah peningkatan upaya internasional yang dilakukan Mesir dan PBB, untuk meredakan ketegangan dan mencegah babak baru konflik bersenjata di wilayah kantong tersebut.

Selama sekitar dua minggu, pengunjuk rasa yang melemparkan batu dan alat peledak berhadapan dengan pasukan Israel yang membalas dengan tembakan tajam, menewaskan sedikitnya satu orang dan melukai puluhan lainnya.

Protes pada Hari Rabu tidak terlalu intens, begitu pula tanggapan Israel. Seorang pejabat Palestina yang mengetahui upaya mediasi mengatakan kepada Reuters, perkembangan tersebut terjadi "atas permintaan mediator untuk meredakan ketegangan"

Putus asa untuk kembali bekerja, para pekerja mulai berbondong-bondong ke persimpangan sisi Palestina segera setelah Israel membuat pengumuman pada Rabu malam.

"Kami ingin pergi bekerja dan mencari nafkah untuk anak-anak kami, karena situasinya terlalu buruk bagi kami selama dua minggu terakhir," kata Khaled Zurub (57) yang bekerja di bidang konstruksi di Israel.

Sementara itu, Cogat, badan Kementerian Pertahanan Israel yang berkoordinasi dengan Palestina mengatakan, penilaian keamanan akan menentukan apakah perbatasan tetap terbuka.

Sebagai tanda nyata meredanya ketegangan, kelompok yang disebut "Pemuda Revolusioner", yang mengorganisir protes dalam beberapa minggu terakhir, mengatakan dalam sebuah pernyataan, mereka menghentikan demonstrasi setelah mendapatkan janji dari mediator, Israel akan menghentikan tindakan provokatif di Yerusalem dan di penjara dan meringankan blokade Gaza.

Terpisah, Hazem Qassem, juru bicara Hamas yang berkuasa di Gaza mengatakan, Israel terus-menerus melanggar hak dasar warga Gaza atas kebebasan bergerak, dengan berulang kali menutup perbatasan dan memblokade Gaza.

Israel memblokir banyak barang memasuki Gaza dengan dukungan Mesir, dengan alasan masalah keamanan dan juga berhak membatasi ekspor.

Diketahui, menurut angka IMF, pendapatan per kapita di Gaza hanya seperempat dari pendapatan per kapita warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel. Sedangkan Bank Dunia mengatakan pengangguran di sana hampir 50 persen.