Bandingnya Ditolak Hakim, Hukuman Pemimpin Oposisi Rusia Navalny Bertambah 19 Tahun
Alexei Navalny. (Wikimedia Commons/Evgeny Feldman/Novaya Gazeta)

Bagikan:

JAKARTA - Banding pemimpin oposisi terkemuka Rusia Alexei Navalny kembali ditolak hakim, membuat hukumannya bertambah 19 tahun dan memperpanjang total masa hukumannya menjadi lebih dari 30 tahun.

Setelah sidang yang tertutup untuk media, meskipun mendapat protes dari Navalny dan pengacaranya, dia berdiri dengan seragam penjara dan mendengarkan hakim Viktor Rogov menguraikan daftar hukumannya, sebelum mengatakan kepada Navalny, hukumannya tidak berubah.

Navalny (47) kini menghadapi pemindahan ke koloni penjara khusus, tingkat paling keras dalam sistem pidana Rusia, membuatnya terancam untuk tidak di sana hingga usia pertengahan 70 tahun.

Sebelumnya, Navalny menolak semua tuduhan terhadap dirinya, yang selama bertahun-tahun berkisar mengenai penipuan dan penghinaan terhadap pengadilan, hingga serangkaian kegiatan “ekstremis”, sebagai upaya untuk membungkam kritiknya terhadap Presiden Vladimir Putin.

Terpisah, Daniel Kholodny, seorang teknisi TV yang bekerja untuk Navalny, dijatuhi hukuman delapan tahun penjara pada Bulan Agustus sebagai bagian dari persidangan yang sama. Bandingnya juga ditolak pada Hari Selasa.

"Alexei, sampai jumpa!" teriak Kholodny setelah hakim selesai berbicara, dengan Navalny melambaikan tangannya sebagai tanggapan, melansir Reuters 27 September.

"Bagi kami semua, kolega dan teman mereka, ini adalah penderitaan yang terus-menerus," tulis ajudan Navalny, Leonid Volkov, di platform X.

"Dan tantangan yang terus-menerus, setiap hari melakukan segala yang kami bisa untuk menghancurkan maniak di Kremlin," lanjutnya.

Diketahui, Kremlin telah mencoba untuk menggambarkan Navalny sebagai orang yang tidak relevan secara politik. Moskow telah menuduhnya sebagai seorang ekstremis dan, tanpa memberikan bukti, sebagai boneka Badan Intelijen Pusat AS (CIA).

Navalny sejauh ini adalah tokoh paling terkenal dalam oposisi Rusia. Pendukungnya menilai dia adalah tokoh seperti Nelson Mandela yang suatu hari akan dibebaskan dari penjara untuk memimpin negara.

Gerakan politiknya telah dilarang, sementara tokoh-tokoh utamanya telah dipenjara atau melarikan diri ke luar negeri, sebagai bagian dari tindakan keras terhadap perbedaan pendapat yang semakin meningkat sejak Rusia menginvasi Ukraina tahun lalu.

Navalny mengatakan setelah putusan bulan lalu, tujuan hukumannya untuk menghancurkan keinginan rakyat Rusia untuk menentang Putin, mendesak masyarakat untuk tidak menyerah.

"Anda dipaksa menyerahkan Rusia Anda tanpa perlawanan kepada sekelompok pengkhianat, pencuri, bajingan yang telah merebut kekuasaan," kritiknya.

"Putin tidak boleh mencapai tujuannya. Jangan kehilangan keinginan untuk melawan," pungkas Navalny.