JAKARTA - Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga mengkritik rencana Pemprov DKI membuat jalur sepeda permanen di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman hingga Jalan MH Thamrin.
Menurut Nirwono, Dinas Perhubungan DKI mesti mengevaluasi penyediaan jalur sepeda yang sebelumnya telah dibuat sepanjang 63 kilometer. Ia mempertanyakan jalur yang telah dibuat kerap dimanfaatkan pesepeda atau tidak.
"Dishub harus mengevaluasi kembali. Dari pengamatan saya, jalur sepeda yang sudah terbangun belum banyak digunakan pesepeda dan tidak berhasil menarik warga DKI untuk beralih ke sepeda Sebagai alat transportasi jarak dekat dalam kota," kata Nirwono saat dihubungi, Sabtu, 6 Februari.
Nirwono menuturkan, upaya pengecatan jalur khusus sepeda yang berada di sisi kiri ruas jalan Jakarta selama dua tahun terakhir hampir sia-sia.
Sebab, fakta yang ia lihat saat ini jarang pesepeda yang menggunakan jalur tersebut. Bahkan, jalur sepeda yang ada sering dilintasi kendaraan bermotor lain.
"Dishub tidak memiliki konsep kota ramah sepeda, di mana membangun infrastruktur pesepeda dan membangkitkan budaya bersepeda. Jadi, tidak sekadar membangun sepeda semata," ucap Nirwono.
Sebagai informasi, Pemprov DKI mulai mengerjakan pembuatan jalur sepeda secara permanen di Jalan Jenderal Sudirman sampai Jalan MH Thamrin. Pengerjaan dilakukan sampai Maret 2021.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin Liputo menyebut jalur sepeda permanen dibuat sepanjang 11,2 kilometer. Lebarnya 2 meter. Lalu, pembatasnya menggunakan pot tanaman.
"Untuk proteksi jalur sepeda, kami menggunakan pot tanaman (planter box) dengan bentuk seperti rantai yang saling terkait," kata Syafrin.
BACA JUGA:
Jalur sepeda permanen di jalan protokol ini akan dilengkapi dengan beberapa fasilitas bagi pesepeda. Di antaranya adalah way finding, pijakan kaki di kaki simpang dalam lintasan jalur sepeda, dan rest area berupa bike rack pada trotoar.
Dalam pembangunan jalur sepeda permanen ini, Pemprov DKI juga akan mmembangun prasasti berisi ornamen yang menjadi ikon Jakarta dan sepeda. Prasasti ini terletak di trotoar atau jalur pejalan kaki.
"Jalur sepeda permanen juga akan terintegrasi dengan fasilitas layanan angkutan umum massal, antara lain 9 halte bus Transjakarta, 6 stasiun MRT Jakarta, 1 stasiun kereta Commuter Line, 1 stasiun kereta bandara, dan 1 stasiun LRT Jabodebek," ucap Syafrin.
Pembangunan jalur sepeda permanen diharapkan menjadikan sepeda sebagai moda pilihan dan alternatif dalam perjalanan first mile and last mile untuk menunjang kebijakan transportasi yang berorientasi transit.