JAKARTA - Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Wa Ode Herlina menerima keluhan pedagang Pasar Tanah Abang yang kini mengalami penurunan pendapatan akibat maraknya platform berlanja online, salah satunya adalah TikTok Shop.
Bagaimana tidak, Wa Ode menyebut para penjual di TikTok Shop mengimpor barang dari luar negeri dan bisa mendapatkan harga lebih murah untuk menekan biaya pembelian barang dagangan dibanding membeli produk lokal.
Hal ini diungkapkan Wa Ode usai mengecek kondisi Pasar Tanah Abang bersama rombongan Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta.
"Harga di Tanah Abang jauh banget dibanding TikTok Shop. TikTok Shop itu, katanya barangnya dari China, Malaysia, Vietnam. Harganya juga murah-murah sekali daripada Tanah Abang," kata Wa Ode, Jumat, 22 September.
Sementara, pedagang Pasar Tanah Abang masih harus membayar biaya sewa kios hingga retribusi demi bisa berjualan. Mau tidak mau, mereka harus menyesuaikan harga jual produknya agar tetap untung.
"Mereka (pedagang Tanah Abang) enggak bisa bersaing. Kalau ngomongin konveksi, di sini kan lebih mahal dibandingkan China. Makanya orang lebih milih ke konveksi ke China daripada Jakarta," ujar Wa Ode.
BACA JUGA:
Karenanya, Wa Ode meminta pemerintah untuk segera mengeluarkan kebijakan yang melindungi pelaku usaha di pasar agar bisa bersaing dengan penjual lewat platform elektronik.
"Mereka harus dikaji khusus, ya supaya pemerintah melindungi atau ada pagarnya ada batasannya agar TikTok Shop tidak merajalela," tutur Wa Ode
"Perlu ada website online aplikasi baru khusus untuk belanja Tanah Abang, itu salah satu solusinya. Yang kedua pemerintah perlu mengupayakan agar masyarakat kembali ke tanah Abang, tapi memang agak susah, ya, orang kan beli sayur aja online," lanjutnya.
Hari ini, Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta mendatangi Pasar Tanah Abang untuk melihat kondisi transaksi jual beli pedagang dan pembeli di tengah keluhan sepinya pasar yang dikelola Perumda Pasar Jaya tersebut. PDIP berkeliling mulai dari Blok G, Blok A, hingga Blok B.
Dari hasil inspeksi ini, PDIP akan mengumpulkan data pedagang di Tanah Abang dan mengkaji masalah yang tengah dialami, dilanjutkan dengan pemanggilan kepada Pemprov DKI dan Pasar Jaya agar dicarikan solusinya.