Menteri Teten Ungkap Penyebab Pasar Tanah Abang Sepi Pembeli, Begini Penjelasannya
Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki. (Foto: Dok. ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki meminta masyarakat jangan menuding pedagang di Pasar Tanah Abang belum mentransformasi ke ekosistem digital.

Teten menegaskan bahwa para pedagang tersebut sudah berusaha untuk berjualan di semua platform digital atau secara online.

Namun, produk para pedagang tersebut tetap kalah saing dengan barang impor yang dijual sangat murah.

"Jadi, memang jangan dituding para pedagang seperti di Pasar Tanah Abang tuh tidak bertransformasi ke online, mereka sudah (melakukan), tapi memang harus diakui ada produk dari luar yang begitu murah dijual dengan predatory pricing (jual-rugi) di marketplace sehingga produk-produk lokal tidak bisa bersaing," kata Teten dalam rekaman suara Humas Kemenkop UKM yang diterima VOI, Kamis, 21 September.

Setelah sempat mengunjungi Pasar Tanah Abang beberapa waktu lalu, Teten mengaku ditelepon oleh produsen pakaian dari Bandung.

Dalam percakapannya, kata Teten, para produsen itu mengeluh sudah tidak bisa melakukan produksi lagi, karena produk lokal sudah semakin kalah saing.

"Cuman yang agak sedikit menyelamatkan mereka itu karena ini musim politik, jadi (mereka) masih bisa bikin baju partai," ujarnya.

Teten menyebut dirinya akan melakukan kunjungan ke Bandung dalam waktu dekat ini untuk mendengar langsung keluhan para produsen pakaian di sana.

"Mungkin (hari) Minggu akan ke sana," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta, mengeluhkan penjualannya yang menurun tajam belakangan ini.

Mereka pun protes dan meminta pemerintah untuk menutup TikTok Shop.

Hal itu diungkapkan mereka kepada Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki saat berkunjung ke Pasar Tanah Abang, pada Selasa siang, 19 September.

Anton (36) salah satu pedagang di Pasar Tanah Abang mengatakan, TikTok Shop telah sangat merugikan pedagang di Tanah Abang.

Sebab, harga yang ditawarkan di platform tersebut sangat murah dibandingkan di mal dan juga Pasar Tanah Abang.

"Ya, minta tolong sama pak Menterinya, online shop, TikTok yang pengaruh banget buat pedagang di sini, bisa (tolong dicarikan) lah solusinya," ujar Anton kepada wartawan.

Dia menilai, harga di TikTok Shop sangatlah murah dan tidak masuk akal.

Adapun pedagang lainnya bernama Anggi (31) juga mengeluhkan hal yang sama.

Dia meminta pemerintah segera menutup TikTok Shop karena membuat omzet penjualannya turun drastis.

"Omzet itu berkurang 80-90 persen. Biasanya (pendapatan) saya Rp40-50 juta, sekarang dapat Rp1 juta saja sulit," ujarnya.