Bagikan:

JAKARTA - Para pedagang di Pasar Tanah Abang meminta pemerintah agar segera menutup platform e-commerce, seperti Lazada, Shopee, dan Tokopedia. Hal ini dikarenakan sepinya penjualan di Pasar Tanah Abang semenjak adanya layanan e-commerce tersebut.

Menanggapi hal itu, Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan, pemerintah tidak akan menutup e-commerce karena transaksinya sendiri sudah diatur. Dia menilai, bahwa hal tersebut hanya bentuk kemarahan pada pedagang karena produknya sepi pembeli.

"Ya, itu (ditutup) enggak benar, itu ekspresi kemarahan mereka karena produk UMKM yang dijual offline, salah satunya di Pasar Tanah Abang tidak bisa bersaing dengan masuknya barang online," kata Teten kepada wartawan di Bandung, Jawa Barat, Rabu, 11 Oktober.

Teten menilai, alasan sepinya pembeli di Pasar Tanah Abang bukan karena metode penjualannya, baik secara online maupun offline. Sebab, mereka juga sudah menjual produknya di semua channel e-commerce, namun memang tetap belum bisa bersaing.

"Jadi, sebenarnya masalahnya bukan di online dan offline, karena mereka itu jual produknya di semua channel e-commerce, termasuk mereka melakukan live shopping. Tetapi, kan, live shopping enggak menggunakan influencer figur, jadi tetap enggak bisa bersaing, enggak ada penontonnya," ucapnya.

Hingga saat ini, kata Teten, sebanyak 22 juta UMKM sudah berjualan secara online. Namun, tak sedikit pula yang bisa bertahan karena kalah bersaing di pasaran.

Oleh karena itu, lanjutnya, pemerintah tengah mengkaji tiga langkah strategis terkait permasalahan tersebut. Pertama, mengatur soal tata kelola platform digitalnya. Dalam hal ini, pemerintah sudah memisahkan antara e-commerce dan social media.

"Sehingga, dengan langkah ini diharapkan tidak ada monopoli juga," tuturnya.

Lalu, upaya kedua adalah pemerintah mengatur arus masuk barang impor. Langkah ketiga adalah pengetatan perdagangan secara online.