Evaluasi Penanganan Karhutla, Pj Gubernur Sebut 322 Desa di Kalbar Berstatus Rawan
Posko terpadu penanganan karhutla didirikan Polres Kapuas Hulu di wilayah hukumnya di Desa Pala Pulau, Kecamatan Putussibau Utara, Kalbar. (Antara)

Bagikan:

KALBAR - Pemerintah Kalimantan Barat (Kalbar) bersama sejumlah instansi melakukan evaluasi penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Pj Gubernur Kalbar Harisson mengatakan evaluasi dilakukan agar penanganannya lebih baik lagi ke depan.

"Dengan evaluasi ini, kita tentu berharap penanganan dan pencegahan karhutla di Kalbar bisa lebih baik dan lebih cermat ke depan," katanya di Pontianak, Kalbar, Kamis 21 September, disitat Antara.

Harisson kemudian mengutip laporan dari BMKG selama Juni-November Tahun 2023 curah hujan di Kalbar minim akibat terdampak El Nino. Cuaca itu berpotensi tinggi menimbulkan karhutla dan dampak kekeringan lainnya.

"Diperkirakan el nino yang akan terjadi sampai ke kategori moderat hingga kuat. Perkiraan pada bulan Agustus sampai dengan September 2023, dominan curah hujan kategori rendah. Saya mendapatkan laporan dari Ibu Erika BMKG bahwa pada tanggal 19 September sebaran titik panas kita itu nol, jadi kalau Pak Kepala BNPB hari ini berkunjung ke Kalbar, udaranya segar," tuturnya.

Masih terkait laporan tersebut, pada tanggal 20-21 September 2023 akan terjadi hujan merata di Kalbar dan pada tanggal 22-26 hanya sebagian wilayah Kalbar yang akan hujan ringan sampai sedang.

"Jadi dua hari ke depan ini udara kami relatif baik. Namun nanti tanggal 22-26 September, kami kembali harus waspada bahwa di Kalbar akan mudah terjadi karhutla di sebagian besar wilayah Kalbar," katanya.

Dia menyebut ada 322 desa di Kalbar yang memiliki titik rawan karhutla paling tinggi yakni di Kabupaten Ketapang, Sintang dan Bengkayang. Dia juga menceritakan pengalaman bersama Panglima TNI dalam memadamkan titik api di Kabupaten Mempawah.

"Pada tanggal 23 Agustus 2023, Bapak Panglima TNI juga melakukan kunjungan kerja ke Kalbar. Kami mencoba ke Mempawah dengan helikopter, memadamkan titik api di sana dan memang tidak semudah yang dibayangkan. Artinya ada titik api yang sudah disemprot dan lahannya itu sudah menjadi bubur, tapi begitu kita tinggalkan 15 menit kemudian berasap lagi," kata Harisson.

Dia menambahkan bahwa Kalbar memiliki luas lahan gambut sekitar 20 persen dari 2,8 juta hektare dari 14 juta luas wilayah Kalbar.

"Kedalaman lahan gambut di Kalbar ini 14 sampai dengan 20 meter," tambahnya.