Enggan Refleksi Diri di Depan Cermin, Psikolog Sebut Prabowo Punya Kekhawatiran Gagal
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (dok Gerindra)

Bagikan:

JAKARTA - Psikolog Hanna Rahmi mengungkap adanya kekhawatiran yang ditunjukkan bakal capres Koalisi Indonesia Maju (KIM), Prabowo Subianto yang enggan merefleksikan diri di depan cermin dalam acara Mata Najwa kemarin. 

Menurut Hanna, Prabowo menunjukkan kecenderungan penyangkalan atau istilah umumnya disebut denial. Prabowo, kata dia, punya ketakutan gagal seperti sebelumnya kala melihat pantulan diri di cermin.

“Kita lihat, kalau dari beberapakali kegagalannya gitu, ada kecenderungannya untuk denial," ujar Hanna dalam keterangannya, Kamis, 21 September. 

Akademisi Universitas Bhayangkara ini menjelaskan, sikap Denial itu muncul lantaran Prabowo pernah gagal di masa lalu sehingga ia khawatir akan dikesankan mengkhayal terlalu tinggi atau halu.

“Kekhawatiran dia untuk dikatakan gagal. Jadi kalau misalnya gagal, dia nggak kepengin melihat apa yang menjadi faktor kegagalanku. Nah itu ada yang kecenderungannya seperti itu,” jelasnya.

Selain itu, ada juga yang mempengaruhi sikap Prabowo. Yakni, ada di tengah dua bakal capres yang jauh lebih muda. Hanna menilai, Prabowo tampak ingin memperlihatkan kesan yang sama dengan bacapres lain di acara malam itu. 

Kendati demikian, lanjut Hanna, Prabowo justru menunjukkan sisi atau karakternya yang tertutup dan memiliki batasan kuat. Misalnya, pembahasan data kekayaan Prabowo.

“Paling kaya tentu karena sudah paling senior. Tapi kemudian ada yang bagian direject (ditolak, red) dan ingin dipercepat. Ada satu kekhawatiran ‘jangan-jangan ini kaya dari sesuatu’ itu (Prabowo) punya kekhawatiran seperti itu,” katanya. 

Tak hanya denial, Hanna menilai, Prabowo juga menunjukkan sikap blocking dan boundaries atas dirinya. Terlebih acara tersebut disaksikan rakyat Indonesia. 

“Kenapa tidak mau bercermin? Kalau untuk diri sendiri nggak masalah, tapi dia blocking di situ, dia nggak kepengin orang lain tahu, menutupi, jadi jangan sampai orang itu tahu apa yang menjadi kekurangan, kelemahan," kata Hanna. 

"Orang dengan karakter seperti itu dia cenderung ya sudah pokoknya saya bantu tapi nggak perlu tahu bantuannya apa dari mana, dia punya kekhawatiran, jadi dia sudah menganulir sehingga gak perlu sampai ke dalam sana,” sambungnya.

Diketahui, Prabowo Subianto sempat menjadi sorotan usai tampil di acara '3 Bacapres Bicara Gagasan' di Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa, 19 September. Menteri Pertahanan itu menjadi Bacapres terakhir yang menyampaikan gagasannya.

Salah satu segmen acara adalah Najwa meminta para bacapres untuk refleksi diri di depan cermin besar.

Bacapres Koalisi Perubahan , Anies Baswedan mengikuti instruksi dengan bercerita tentang pesan senada yang disampaikan oleh ibunya. Sementara bacapres PDIP Ganjar Pranowo, mengingatkan dirinya atas pesan mendiang orang tua agar melaksanakan amanat dengan baik dan tidak korupsi.

Sedangkan bacapres KIM Prabowo Subianto justru enggan berbicara di depan cermin. Ketua Umum Partai Gerindra itu hanya memberikan gestur hormat ketika berdiri dihadapan cermin besar yang sudah disediakan.