JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak para nelayan dan pegiat lingkungan untuk menanam mangrove di kawasan pesisir. Menurutnya, upaya itu guna mengantisipasi kenaikan permukaan air laut akibat perubahan iklim.
Jokowi mengatakan kenaikan permukaan air laut sebagai akibat perubahan iklim juga telah berdampak kepada pulau-pulau kecil di dunia.
“Panas es di kutub mencair dan air permukaan laut naik. Pulau kecil kita terdampak, pulau kecil di kepulauan pasifik banyak yang hilang, hati-hati. Oleh sebab itu yang di pesisir saja ajak para nelayan, pegiat lingkungan untuk menanam mangrove lagi di pesisir kita,” kata dia pada Puncak Acara Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, Energi Baru Terbarukan (LIKE) 2023 di Jakarta, Senin 18 September, disitat Antara.
Ia menjelaskan bahwa saat ini ancaman perubahan iklim kian nyata, dan telah dirasakan oleh banyak negara.
Perubahan iklim itu dapat mengakibatkan kenaikan permukaan air laut, cuaca ekstrem, dan tanah longsor.
Presiden juga menjelaskan mengenai kerusakan lingkungan yang harus diantisipasi.
Dia berpesan kepada para pegiat lingkungan, tokoh adat, kelompok perhutanan sosial, penyuluh, dan elemen masyarakat lainnya agar menggiatkan kembali rehabilitasi hutan.
“Perbaikan hutan, pemerintah bersama masyarakat, pegiat lingkungan, mulai nanti kalau musim hujan datang semua menanam pohon, menanam pohon, menanam pohon,” ujarnya.
Baca juga:
- Po Suwandi Terdakwa Korupsi Tambang Pasir PT AMG Jadi Tahanan Kota Merujuk Surat Sakit Tanpa Cek Kesehatan
- Damkar Sebut Koleksi Museum Nasional Paling Banyak Terbakar adalah Patung
- Eks Napi Kasus Percobaan Suap Pimpinan KPK Era Bibit Samad Dipanggil di Perkara Pencucian Uang Lukas Enembe
- Koalisi Ganjar Pemilik Kursi Terkecil di DPR usai Demokrat Merapat ke Prabowo, PPP: Tak Perlu Khawatir
Pemerintah, lanjut dia, juga melaksanakan berbagai upaya untuk merehabilitasi lingkungan sebagai antisipasi dampak perubahan iklim. Upaya itu, antara lain, membangun fasilitas persemaian bibit.
Di dekat Jakarta, pemerintah membangun persemaian di Rumpin, Kabupaten Bogor, dengan kapasitas produksi enam juta bibit per tahun.
“Hati-hati, kerusakan lingkungan ini banyak menyebabkan kita menderita tanah longsor. Kenapa kita buka di Rumpin karena tanah longsor terjadi di Jawa Barat,” ujarnya.
Pemerintah juga telah membangun persemaian di Ibu Kota baru di Nusantara, Kalimantan Timur, yakni di Mentawir, Penajam Paser Utara, sebelum membangun infrastruktur lain di ibu kota baru itu.
Pemerintah juga membangun persemaian di Denpasar, Bali, dengan kapasitas enam juta bibit pohon. Persemaian bibit di Denpasar juga sudah ditunjukkan Jokowi kepada para pemimpin negara saat KTT G20, Bali pada 2022.
“Mereka (para pemimpin G20, red.) kagum terhadap proses persemaian di situ. Itu baru mangrove,” kata Jokowi.