Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Anies Baswedan, Sudirman Said mengaku tak khawatir dengan hasil survei yang menempatkan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) di urutan terbawah.

Sudirman justru menyebut pihaknya seperti 'menikmati' posisi underdog.

"Kita cermati juga hasil survei, kita apresiasi hasil apapun, kami malah, tanda kutip, seperti menikmati underdog," ujar Sudirman Said di Jakarta, Sabtu, 16 September.

Menurutnya, Anies memiliki pengalaman pada saat Pilkada DKI 2017. Di mana saat itu, survei Anies juga tidak pernah diunggulkan.

"Survei itu hanya salah satu dari tolak ukur seberapa baik kandidat kita dan pengalaman Pak Anies itu pengalaman anomali. Pada waktu di DKI kita tau, bahkan sebagian besar lembaga survei meramalkan tidak akan masuk putaran kedua. Tapi ternyata berjalannya waktu ada momentum, ada simpati publik yang terus mencuat," kata Sudirman.

Sudirman mengatakan, tim akan terus memantau hasil survei pasangan Anies-Cak Imin setelah dideklarasikan. Menurutnya, survei hanya alat ukur.

Sejauh ini, kata dia, sudah banyak proses yang telah berjalan di belakang layar dan semakin banyak dukungan dari berbagai macam kelompok.

"Jadi, ini terus kita pantau, survei juga terus kita pantau, kembali sebagai alat ukur tapi tidak membuat kita pesimis atau punya suasana negatif, kita selalu optimis bahwa dari waktu ke waktu memperoleh dukungan lebih luas," kata Sudirman.

Sebelumnya, hasil survei terbaru SMRC menyatakan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) memiliki elektabilitas paling rendah sebagai kandidat capres-cawapres meski telah resmi dideklarasikan.

Dalam simulasi 3 pasangan calon, Anies-Cak Imin hanya meraih 16,5 persen jika dibandingkan dengan pasangan Prabowo Subianto-Erick Thohir dan Ganjar Pranowo-Ridwan Kamil.

Sementara, elektabilitas Ganjar-Ridwan Kamil tertinggi dengan 35,4 persen. Diikuti Prabowo-Erick 31,7 persen.

"Ini reaksi publik beberapa hari setelah deklarasi Anies-Muhaimin. Harapan bahwa suara pasangan ini akan meningkat pascadeklarasi belum terjadi. Kalau kita berpikir positif, mungkin karena mesin politiknya belum panas dan pemilih butuh waktu untuk antri masuk ke kotak Anies-Muhaimin," kata Saiful Mujani.