Bagikan:

TAPIN - Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tapin dan relawan Barisan Pemadam Kebakaran (BPK) Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan bekerja keras memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang melanda kebun cabai rawit hiyung siap panen di Desa Hiyung.

“Ada sekitar dua ribu lebih, kemungkinan lebih, sementara masih kita data," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Tapin Sofyan di Desa Hiyung, Tapin, dilansir ANTARA, Jumat, 15 September.

Saat ini, Sofyan menuturkan, petugas gabungan tersebut masih berjibaku memadamkan sumber api di lokasi kejadian dengan perkiraan ribuan batang jenis cabai terpedas di Indonesia tersebut habis terdampak.

“Api menyala mulai sekitar pukul 14.00 WITA tadi," ujar Sofyan.

Sementara itu, warga Desa Hiyung RT04 Tapin, Ardiansyah (60) mengaku bersama keluarga sempat berupaya memadamkan api menggunakan semprotan rumput.

"Ada 4.000 batang pohon yang terbakar," ungkap Ardiansyah.

Ardiansyah memperkirakan 4.000 batang pohon cabai hiyung miliknya turut terbakar dengan nilai kerugian sekitar Rp100 juta.

"Kita harapkan setelah bencana ini ada bantuan dari pemerintah," tutur Ardiansyah.

Pantauan ANTARA di lokasi, petugas gabungan kerja keras memadamkan api yang terlihat masih membumbung tinggi pada beberapa titik.

Petugas tak bisa menjangkau ke seluruh titik api yang menyebar luas di wilayah Desa Hiyung sehingga sumber api merambat ke semak belukar dan lahan cabai rawit hiyung.

Selain itu, petugas juga terkendala sumber air yang minim dan hembusan angin yang cukup kencang.

Cabai rawit hiyung ini merupakan varietas tanaman lokal khas Desa Hiyung, Kabupaten Tapin yang tumbuh di lahan rawa lebak.

Cabai ini sudah diakui memiliki keistimewaan, karena merupakan cabai terpedas di Indonesia dengan tingkat kepedasan mencapai 17 kali lipat dibandingkan cabai biasa.