Harga Cabai Rawit Hiyung Naik, Petani di Kalsel Raup Untung Hingga Rp50 Ribu per Kilogram
Ilustrasi harga cabai rawit. (Foto via Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Kenaikan harga cabai rawit hiyung membawa berkah buat petani di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Mereka meraup untung hingga Rp50 ribu per kilogramnya.

Saat ini, harga pasaran cabai rawit di lokal Kalsel naik antara Rp100 ribu hingga Rp120 ribu per kg. Nilai ini naik nyaris dua kali lipat dari sebelumnya, yakni kisaran Rp60-70 ribu per kg.

"Saat ini lebih untung, karena harga cabai rawit di pasaran lokal mahal," ujar Ketua Kelompok Tani Karya Baru Junaidi, seperti dikutip dari Antara.

"Harga jual di petani kita sekarang di kisaran Rp90-Rp100 ribu. Tahun lalu harganya Rp35 ribu per kg," lanjutnya.

Cabai rawit hiyung, yang sejak beberapa tahun silam dinobatkan sebagai cabai rawit terpedas di Indonesia itu, kata dia, cuma punya selisih harga sekitar Rp10 ribu di pasaran.

"Para pembeli datang langsung ke sini. Mereka datang dari berbagai daerah di Kalsel. Mereka jual lagi di pasar," ujarnya.

Saat ini, ketersediaan cabai rawit khas Desa Hiyung di lahan rawa lebak itu, kata Junaidi, dipanen bertahap dan bisa bertahan sampai Desember mendatang. Cabai unik yang hanya bisa tumbuh maksimal di desa itu, kata dia, saat ini sudah memasuki musim panen.

"Baru 25 persen lahan yang di panen. Bisa sampai 20 kali panen," ujarnya.

Saat panen pertama ini untuk satu hektar lahan bisa mendapatkan 35 kg cabai rawit hiyung. Sementara di sentra cabai rawit hiyung, terdapat 250 petani yang menanam di lahan seluas 148 hektar itu.

Sedangkan, untuk kebutuhan di rumah produksi cabai rawit hiyung, hanya memerlukan satu ton cabai basah untuk dijual kemasan berbagai macam olahan. "Jadi masih bisa memenuhi kebutuhan cabai basah," ujarnya.

Terkait, kenaikan harga tersebut, kata Junaidi, diharapkan petani tetap bertahan sampai habis waktu panen.