JAKARTA - Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menepis anggapan partainya tak bisa bersatu dengan PKS lantaran punya basis suara dan pendukung yang berbeda. Meski didominasi pemilih Islam, Cak Imin menegaskan, partainya dan PKS punya identitas yang berbeda.
Menurutnya, perbedaaan itulah yang menjadi modal untuk pemenangan pasangan capres dan cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin). Diketahui, PKB punya basis suara pemilih nahdliyin atau Nahdlatul Ulama (NU).
"PKS PKB memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing di dalam basis dukungan. Tentu justru perbedaan inilah yang akan saling memperkuat dan insya Allah menjadi modal pemenangan pasangan ini, pasangan Amin (Anies-Cak Imin)," ujar Cak Imin di kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Selasa, 12 September.
Cak Imin juga tak takut gabungan partainya dan PKS disebut bakal menjadi motor politik identitas. Wakil ketua DPR itu berkelakar, identitas PKS dan PKB lebih kepada daerah asal pimpinan partai.
"Kita sudah punya track record di DPR bersama PKS, tidak pernah mengedepankan politik identitas tapi kita tidak bisa melepas dari identitas Masing-masing," kata Cak Imin.
"Jadi kita punya identitas Masing-masing, identitas saya dari Jawa Timur, pak Syaikhu dari Jawa Barat. KTP nya sama-sama Jakarta barang kali itu identitas kita," tambahnya.
Namun yang jelas, tambah Cak Imin, PKB dan PKS punya identitas yang berbeda sehingga bisa memperkuat kebhinekaan bukan justru memecah belah karena tarik menarik dukungan.
"Kita di DPR selama bertahun-tahun tidak pernah mengadu identitas tetapi kami mempunyai identitas masing-masing yang insya Allah akan menjadi kekayaan dan perbedaan itu memperkaya, perkuat kebhinekaan Indonesia. Amin," katanya.
BACA JUGA:
"Goodbye masa lalu, perbedaan-perbedaan yang nggak penting, kita songsong masa depan untuk cepatnya terwujud pembangunan yang adil makmur dan sejahtera," tambahnya.