Jika Tak Ada Aral Melintang, IHSG Berpeluang Menuju Level 7.400
Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Pasar modal Indonesia diprediksi masih akan mengalami tren positif pada tahun 2021. Direktur Utama UOB Asset Management Indonesia Ari Adil mengatakan, proyeksi tersebut didasarkan dari data rata-rata IHSG selama 10 tahun dengan asumsi kenaikan earning per share (EPS) 25 persen di tahun 2021.

Hal tersebut diungkapkan dalam webinar Zoom yang diselenggarakan oleh Pluang, bekerja sama dengan PT UOB Asset Management Indonesia, pada Kamis 3 Februari. Ari menambahkan, arus investasi kemungkinan akan meningkat seiring dengan adanya Omnibus Law dan pemulihan ekonomi di tahun 2021, yang akan mendorong pertumbuhan EPS dan menahan tren arus modal keluar.

Dengan demikian, pasar modal masih akan menjadi salah satu lahan investasi yang menarik bagi para investor di tengah pandemi COVID-19. Selain potensi EPS yang bertumbuh, suku bunga acuan yang rendah juga akan menciptakan minat terhadap aset berisiko seperti saham," ujar Ari.

Ari memaparkan bahwa Bank Indonesia masih memiliki kemungkinan untuk menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin pada semester I tahun ini. Dengan demikian, arus dana asing seharusnya kembali lagi ke Indonesia seiring minat investor yang akan beralih ke aset berisiko seperti saham untuk mendapatkan potensi keuntungan lebih tinggi.

Di samping itu, Ari mengatakan bahwa rencana paket stimulus COVID-19 AS sebesar 1,9 triliun dolar AS juga akan mendatangkan inflow ke Indonesia. Stimulus diperkirakan mendorong aliran dana ke obligasi berdenominasi rupiah. Peristiwa ini akan mengurangi tekanan pada defisit transaksi berjalan dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Hal ini yang seharusnya mendorong harga komoditas dan menguntungkan Indonesia.

Selain itu, ia menyebut bahwa sejak diresmikannya Omnibus Law sejak tahun lalu akan menjadi sentimen fundamental investasi paling kuat dalam jangka panjang. Bahkan, implementasi Omnibus Law juga bisa membawa Indonesia menjadi salah satu negara dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi terbaik dibandingkan negara lainnya di tahun ini.

Ari menambahkan fundamental jangka panjang Indonesia didukung oleh Omnibus Law, yang berpotensi memperbaiki iklim investasi Indonesia dan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap komoditas.

Tips Berinvestasi 2021

Ari juga membagikan tips berinvestasi di sesi webinar kali ini, Menurutnya, sebelum berinvestasi, masyarakat perlu menentukan tujuan investasi dan profil risiko, mencari saran dari profesional di bidang investasi yang memiliki izin yang sesuai dari regulator pasar modal, dan memahami produk investasi yang dibeli.

Ia menambahkan, reksa dana pendapatan tetap serta reksa dana pasar uang dapat dijadikan pilihan diversifikasi aset portofolio untuk saat ini karena profil risiko yang relatif rendah. Namun, setiap berinvestasi dalam reksa dana, masyarakat sebaiknya mengenal manajer investasi yang mengelola dananya, serta keamanan dan transparansi dari produknya.

Di akhir sesi, Community & PR Strategist Pluang, Priscilla Siregar mengimbau masyarakat untuk berinvestasi sejak dini. Masyarakat juga diimbau untuk cermat dalam memilih produk investasi, tidak gegabah, dan rajin memantau pergerakan pasar melalui berita terbaru.

"Investasi seyogyanya dimulai sedini mungkin, apalagi kini memulai investasi semakin mudah dan terjangkau. Saat ini, mulai dari Rp8.000 masyarakat sudah bisa berinvestasi di produk komoditi emas," jelas Priscilla.