IHSG Dibuka Melemah, Analis Rekomendasikan Saham BNI dan BRI
Gedung Bursa Efek Indonesia. (Angga Nugraha/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah pada perdagangan Rabu 9 September. IHSG dibuka melemah 0,65 persen atau 33,99 poin k level 5.210,08.

Membuka perdagangan, 17 saham menguat, 91 saham melemah, dan 30 saham stagnan. Volume perdagangan tercatat 51,38 juta lembar saham dengan nilai transaksi Rp59,63 miliar.

Analis Binaartha Sekuritas, M. Nafan Aji Gustama memprediksi pergerakan IHSG pada perdagangan hari ini berpeluang untuk melanjutkan proses kenaikan, setelah kemarin berakhir di teritori positif.

"Secara teknikal, mengindikasikan adanya potensi penguatan lanjutan pada pergerakan IHSG , sehingga indeks berpeluang menuju level resistance terdekat," ujar Nafan dalam risetnya.

Sejauh ini IHSG sedang berupaya mempertahankan level support di posisi 5.172, sementara target resistance terdekat yang berupaya digapai berada di level 5.293.

Dengan demikian, jelas dia, potensi penguatan lanjutan pada laju IHSG hari ini bisa dimanfaatkan investor dengan mengakumulasi pembelian saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT).

Perkiraan senada disampaikan analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI), Lanjar Nafi, yang menyebutkan laju IHSG hari ini akan mengalami proses penguatan lanjutan menuju target resistance terdekat di level 5.345.

Secara teknikal, menurut Lanjar, IHSG mencoba untuk mengalami penguatan lanjutan menuju posisi 5.343. Lanjar memperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan penguatan, dengan support-resistance di level 5.200-5.345.

Nah, di tengah potensi penguatan IHSG pada perdagangan hari ini, Lanjar menyodorkan sejumlah saham yang bisa dicermati pelaku pasar, yakni PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).