Bagikan:

JAKARTA - Harga beras terus mengalami kenaikan di Pasar Induk Beras Cipinang, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur pada Selasa, 5 September.

Selain pembeli, sejumlah pedagang beras di sejumlah kios juga mengeluh. Menurut para pedagang, sudah lebih dari satu bulan harga beras terus mengalami kenaikan.

Fauzi (48), seorang pedagang sembako mengatakan, kenaikan harga tersebut disebabkan karena adanya faktor kekeringan musim kemarau panjang yang melanda di beberapa wilayah.

"Harga (beras) sekarang 604 ribu (ukuran ecer sebanyak 50 liter), sebelumnya 500 ribu. Sekarang setiap hari naik terus, dampak kemarau terasa sekali," ujarnya kepada wartawan di lokasi, Selasa, 5 September.

Dampak dari kemarau panjang, sambungnya, petani beras pun kesulitan untuk mendapatkan hasil panen maksimal.

Selain itu, harga beras dengan kualitas terendah pun saat ini sudah sama dengan kualitas beras yang bagus.

"Ini kan bisa 58 liter, nah seliter itu saya jual 11 ribu, biasanya kalau jual yang beras kelas ini (kelas rendah) 9 ribuan, ini dampak dari kemarau panjang ngaruh sekali," tuturnya.

Sementara dari pengakuan pedagang beras eceran lainnya, Firdaus (54) menambahkan, kenaikan harga beras sangat cepat. Terhitung per hari, kenaikan harga bisa melonjak hingga tiga kali.

"Ini dalam satu bulan mungkin mereka sudah bisa sampai 50 kali, pagi naik, sore naik, bosan juga saya, kenaikan itu drastic. Harga awal 500 ribu sekian, sekarang 600 ribu lebih," katanya.

Firdaus berharap pemerintah dapat mencari solusi dan segera mengatasi kenaikan harga beras.

"Harapannya bagi masyarakat itu ya harga normal yang wajar, sekarang terlalu jadi kenaikan itu jangka waktu terlalu pendek, pagi naik, atau tidak siangnya naik, atau tidak sorenya udah naik,” ucapnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan ada sejumlah penyebab utama yang mendorong kenaikan harga beras saat ini. Hal itu diungkapkan oleh Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini saat menggelar konferensi pers hari ini.

“Kenaikan harga beras sudah terdeteksi di level produsen, yaitu adanya kenaikan harga gabah, baik yang Gabah Kering Panen (GKP) dan Gabah Kering Giling (GKG),” ujarnya Jumat, 1 September.

Pudji mencatat, harga GKP Agustus adalah sebesar Rp5.833/Kg naik dari Juli yang sebesar Rp5.629/Kg. Begitu juga dengan GKG yang sebesar Rp6.760/Kg dari sebelumnya Rp6.389/Kg.