Harga Beras di Jakarta Terus Melambung, Pemprov DKI Diminta Segera Operasi Pasar
Aktivitas di Pasar Induk Cipinang/ Foto: Rizky Sulistio/ VOI

Bagikan:

JAKARTA - Harga beras di Jakarta, khsusunya di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, terus mengalami kenaikan.

Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) Reynaldi Sarijowan mendesak Pemprov DKI segera melakukan operasi pasar.

Pemprov DKI, kata Reynaldi, perlu menginstruksikan BUMD Perumda Pasar Jaya untuk berupaya mendapatkan distribusi beras agar operasi pasar bisa dilakukan.

"Operasi yang di dalam pasar dan langsung diberikan kepada pedagang sembako, pedagang beras. PD Pasar Jaya enggak bisa diam dan harus berupaya menyelesaikan masalah per-beras-an itu," kata Reynaldi kepada wartawan, Rabu, 6 September.

Reynaldi menuturkan bahwa Bulog sejatinya sudah mengimpor beras sebanyak Rp1,6 juta ton untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional. Menurut dia, stok beras di gudang Bulog bisa langsung disalurkan di tengah tingginya harga komoditas pangan tersebut.

"Pertanyaannya sederhana, impor beras yang diklaim Bulog 1,6 juta ton sudah disalurkan ini ke mana," ungkap dia.

Lebih lanjut, Reynaldi menekankan, saat ini harga beras sudah melambung tinggi. Salah satunya, kenaikan paling tinggi terjadi pada beras medium yang melebihi dari harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp10.900.

"Ini yang tertinggi dan rekor sepanjang sejarah harga beras yang medium mencapai 12.500," ucapnya.

Keluhan atas naiknya harga beras tak hanya diungkapkan masyarakat sebagai konsumen. Sejumlah pedagang beras di sejumlah kios juga mengeluh. Menurut para pedagang, sudah lebih dari satu bulan harga beras terus mengalami kenaikan.

Fauzi (48), seorang pedagang sembako mengatakan, kenaikan harga tersebut disebabkan karena adanya faktor kekeringan musim kemarau panjang yang melanda di beberapa wilayah.

"Harga (beras) sekarang 604 ribu (ukuran ecer sebanyak 50 liter), sebelumnya 500 ribu. Sekarang setiap hari naik terus, dampak kemarau terasa sekali," ujarnya kepada wartawan di lokasi, Selasa, 5 September.

Dampak dari kemarau panjang, sambungnya, petani beras pun kesulitan untuk mendapatkan hasil panen maksimal. Selain itu, harga beras dengan kualitas terendah pun saat ini sudah sama dengan kualitas beras yang bagus.

"Ini kan bisa 58 liter, nah seliter itu saya jual 11 ribu, biasanya kalau jual yang beras kelas ini (kelas rendah) 9 ribuan, ini dampak dari kemarau panjang ngaruh sekali," tuturnya.