Jokowi Rawan Dapat Serangan Usai Tak Lagi Jabat sebagai Presiden, Yusril Siap Jadi Perisai Hukum
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra. (Foto: Dok. ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menyatakan, kesediaannya menjadi perisai hukum bagi Joko Widodo (Jokowi) usai tak lagi menjabat sebagai presiden.

Pernyataan itu menanggapi saran pengamat politik, Rocky Gerung, yang menilai Yusril dianggap efektif mengatasi fenomena politik ‘balas dendam’ politik bagi Jokowi.

"Kalau saya diminta untuk ikut menangani permasalah permasalahan beliau, saya siap melakukannya," ujar Yusri kepada wartawan, Sabtu, 2 September.

Yusril mencontohkan, presiden yang diserang usai tak lagi menjabat yakni Soeharto. Kala itu, dirinya menjadi perisai hukumnya.

"Saya pengalaman bagaimana menangani masalah Pak Harto, ya. Ketika beliau berhenti menjadi presiden kemudian tidak menjadi presiden lagi, ya macam-macam tuntutan di kalangan masyarakat pada waktu itu dan akhirnya tidak ada proses apapun pada beliau," ungkapnya.

Namun, Yusril berharap, serangan tersebut tidak terjadi kepada Jokowi dan mantan presiden lainnya.

Sebab, sosok presiden harus dihormati ketika masih dan tak lagi menjabat.

"Saya berharap itu juga terjadi pada Pak Jokowi maupun mantan-mantan presiden yang lain semua kita hormati," kata Yusril.

Sebelumnya diberitakan, Rocky Gerung berkelakar Presiden Jokowi sebaiknya memanfaatkan kelihaian Yusril Ihza Mahendra sebagai perisai hukum ketika tidak lagi menjabat sebagai orang nomor satu di Indonesia.

Cara itu dianggap efektif mengatasi fenomena politik ‘balas dendam’ politik seusai masa tugas.

“Baiknya ajak Yusril. Cuma yusril yang bisa melakukan penyelamatan,” ujar Rocky.

Menurutnya, secara antropologi politik di Indonesia berbasiskan dendam. Bermula saat Ken Arok menjadi Raja, hingga fenomena antarpresiden di Indonesia

Bahkan, dicontohkan dijatuhkannya Presiden Gus Dur hingga inharmonisasi hubungan politik Megawati dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Hal itu bisa terjadi ketika Jokowi tak lagi menjabat sebagai Presiden RI. Serangan bisa datang dari presiden terpilih.

“Perisainya apa? Ada perisai hukum, hingga culture tersedia. Tetapi perisai yang paling tangguh adalah batin presiden sendiri,” ungkapnya.

Karenanya, menurut Rocky, sosok yang bisa menjadi perisai hukum Jokowi adalah Yusril. Di mana, kemampuannya dapat dimanfaatkan.

“Seharusnya Pak Jokowi ajak Prof Yusril jadi calon presiden atau cawapres, karena Prof Yusril yang bisa menyelamatkan Pak Jokowi. Sebab gak ada orang lain yang tahu, Prof Yusril yang hanya bisa jadi tameng Presiden Jokowi dan yang paham seluk-beluk penyelamatan,” kata Rocky.