Muncul Wacana Poros Baru, Ketum PPP Tepis Isu Hengkang dari Parpol Pendukung Ganjar Pranowo 
Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono/ANTARA/Narda Margaretha Sinambela.

Bagikan:

JAKARTA - Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono menepis isu yang menyatakan partai berlambang Ka'bah itu hendak hengkang dari kerja sama politik bersama PDIP untuk mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres) pada Pilpres 2024.

Hal ini menyusul adanya wacana pembentukan poros baru antara PPP, Partai Demokrat dan PKS untuk maju Pilpres 2024.

Meskipun begitu, dia menegaskan tetap mendukung Ganjar Pranowo sebagai bakal capres yang sudah disepakati dalam keputusan rapat pimpinan nasional (Rapimnas) ke-5 di Yogyakarta.

"Konstitusi partai itu sudah memutuskan pada Rapimnas di Yogyakartakarta bahwa PPP mengusung dan mendukung Pak Ganjar Pranowo sebagai calon presiden tahun 2024 dan mengikatkan diri dalam satu kerja sama politik dengan PDI Perjuangan," ujar Mardiono, Senin, 4 September.

Ia mengatakan kesepakatan kerja sama politik untuk mendukung Ganjar Pranowo itu tak hanya dilakukan dengan PDIP, melainkan juga Partai Hanura dan Perindo. Untuk itu, Mardiono memastikan bahwa pihaknya tidak mungkin mengalihkan dukungan politiknya pada Pilpres 2024.

"Saya sampaikan bahwa PPP itu usianya sudah 50 tahun dan sejak didirikannya PPP selalu taat asas terhadap konstitusi partai. Jadi PPP prinsip adalah tetap istikamah pada keputusan konstitusi partai," katanya.

Sementara itu, kata Mardiono, keputusan Rapimnas itu tidak diharamkan apabila ingin berubah. Namun, ada mekanisme panjang yang harus dilakukan dan tidak bisa mendadak serta berubah secara sepihak.

"Apakah rapimnas itu diharamkan untuk berubah? Boleh, tetapi ada mekanismenya, mekanismenya apa? Setidaknya ada rapimnas lagi atau setingkat di atasnya seperti mukernas, (musyawarah kerja nasional) dan itu harus pula keputusan yang diambil secara kolektif (bersama)," tegas Mardiono dikutip Antara.

Sebelumnya, pada Jumat (1/9), Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkap ada tawaran membentuk koalisi baru yang terdiri atas partainya, PKS, dan PPP untuk maju Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Tawaran itu, kata SBY, disampaikan oleh seorang menteri aktif di Kabinet Indonesia Maju pimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.

"Kita juga tahu seorang menteri, sekarang ini, menteri masih aktif dari kabinet kerja pimpinan Presiden Jokowi, secara intensif melakukan lobi, termasuk kepada Partai Demokrat dengan menawarkan mengajak membentuk koalisi yang baru, koalisi Demokrat, PKS, dan PPP. Yang bersangkutan mengatakan yang disampaikan itu, inisiatif ini sudah sepengetahuan Pak Lurah. Kata-kata sang menteri, bukan kata-kata saya," kata SBY saat memberi arahan dalam Sidang Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat di kediaman pribadinya, Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Jumat.

SBY saat itu tidak menyebut nama menteri yang dia maksud. Beberapa pengurus dan kader senior Partai Demokrat juga menolak menjawab pertanyaan terkait dengan nama menteri tersebut.

SBY juga mengungkap ada tawaran bergabung dari kelompok bakal calon presiden lainnya, yaitu dari Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani membahas tawaran kerja sama itu.

Namun, terlepas dari tawaran-tawaran itu, SBY mengusulkan Partai Demokrat sebaiknya tidak langsung memutuskan sikapnya, tetapi menunggu sampai situasi tenang.