Bagikan:

JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengungkapkan pentingnya kegiatan doa jelang pelaksanaan Pemilu 2024. Menurut dia, kelancaran pelaksanaan pemilu bisa terlaksana jika ada kehendak tuhan di dalamnya.

Hal ini disampaikan Tito dalam acara Doa Bersama Pemilu Damai 2024 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Ada stakeholder (pemilu) yang lebih penting dari semuanya itu, yaitu Tuhan. Maka, penentuan menjadi sangat krusial dan kritikal kita percaya bahwa Tuhan maha mengatur," kata Tito di Bentara Budaya Jakarta, Kamis, 31 Agustus.

Menurut Tito, menyelenggarakan pemilu di Indonesia, dengan tingkat populasi terpadat keempat di dunia, lebih rumit dibanding negara lain. Mengingat, pesta demokrasi yang ini digelar dengan medan yang sulit lantaran banyak pulau hingga yang terpencil.

"(Doa bersama) ini menjadi momentum pengingat kepad kita bahwa sehebat KPU menyelenggarakan, sehebat apapun Bawaslu mengawasi, sehebat apapun aparat keamanan mengamankan, penegak hukum menegakkan hukum, partai politik dan peserta berusaha untuk melakukan yang baik dalam pertandingannya, pemerintah maksimal, tetap semuanya akan tergantung dari Yang Maha Mengatur, Tuhan Yang Maha kuasa," urai Tito.

Demi menyukseskan Pemilu 2024, Tito berpesan agar KPU menjaga independensinya sebagai penyelenggara pemilihan. Sebab, mantan Kapolri ini memandang penyelenggaraan pemilu di Indonesia tidak mudah.

"KPU memiliki jejaring sampai dengan provinsi kabupaten kota sampai dengan tingkat TPS yang jumlahnya hampir 2 juta orang. Apakah mampu untuk teman-teman KPU tantangannya untuk menyamakan persepsi mereka betul-betul objektif, adil, sebanyak 2 juta orang? Saya enggak yakin dan ini jadi tantangan," tutur Tito.

Kemudian, Tito juga berpesan kepada Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) untuk mampu menghadapi tantangan mengawasi jalannya tahapan pemilu dari tingkat pusat hingga daerah.

Selain itu, Tito meminta para peserta pemilu, baik partai politik maupun perseorangan untuk berkompetisi secara sehat.

"Siap menang siap kalah itu jargon. Tapi pada praktiknya semua siap menang, enggak siap buat kalah. Kalau kalah, jangan marah-marah," ucap dia.

Selanjutnya, Tito berpesan agar masyarakat bisa ikut mengawasi jalannya pemilu serta berpartisipasi dalam menentukan pilihannya.

"Kita juga meminta masyarakat dapat ikut mengkampanyekan mensosialisasikan hal-hal yang baik. tidak menggunakan cara-cara yang tidak pas seperti hoaks dan lain-lain," imbuhnya.

Diketahui, acara doa bersama ini turut dihadiri oleh Hakim Mahkamah Konstitusi Wahiddudin Adams, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid, Ketua Badan Pengawas Pemilu Rahmat Bagja, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, dan sejumlah perwakilan partai politik.