Bagikan:

JAKARTA - Najla Mangoush, Menteri Luar Negeri Libya yang dipecat setelah sebelumnya sempat dinonaktifkan, usai dikabarkan temui Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen, disebut melarikan diri ke Turki.

Sumber-sumber di Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Kepresidenan Libya mengonfirmasi kepada The National News seperti dikutip 29 Agustus, Najla telah dicopot dari jabatannya, di hari ketika negara tersebut diguncang oleh aksi-aksi protes.

Pada Hari Minggu, Perdana Menteri Libya Abdul Hamid Dbeibeh memerintahkan penangguhan Mangoush dan larangan bepergian dikeluarkan terhadap dirinya.

"Dia telah melarikan diri ke Turki," kata sumber dari DPR, yang memberikan tangkapan layar dari jalur penerbangan yang diambil oleh Mangoush.

"Kami tidak tahu di mana tujuan akhirnya," ujarnya.

Gambar tersebut konon menunjukkan bahwa Mangoush telah melakukan penerbangan dengan pesawat Dassault Falcon 900 yang dioperasikan oleh Pemerintah Libya.

"Ini telah menjadi masalah yang sangat besar. PM Dbeibeh berada dalam posisi yang sulit," ujar sumber DPR itu.

"Ada tekanan dari semua pihak terhadap pemerintah, dari aktor-aktor politik seperti parlemen, Dewan Kepresidenan, Dewan Negara dan juga kekuatan-kekuatan di lapangan. Kekhawatiran ini tidak lagi hanya tentang menteri luar negeri," paparnya.

Sementara itu, Keamanan Dalam Negeri Libya membantah Mangoush telah melewati Bandara Maitiga dekat Tripoli, baik melalui "bandara reguler, pribadi atau kepresidenan", menambahkan bahwa "kamera pengawas akan menunjukkan hal ini".

Sebelumnya, pengunjuk rasa membakar rumah PM Dbeibeh pada Hari Minggu di tengah tuduhan ia mengetahui tentang pertemuan tersebut.

Terpisah, berbicara kepada kantor berita Pemerintah Turki, Anadolu, Duta Besar Palestina untuk Libya mengatakan, PM Dbeibeh telah mengunjungi kedutaan dan menegaskan kembali dukungannya terhadap perjuangan Palestina.

Duta Besar Mohammad Rahal mengatakan kepada Anadolu, PM Dbeibeh mengonfirmasi ia telah memecat Mangoush dari posisinya.

Setelah berita tentang pertemuan tersebut muncul, Kementerian Luar Negeri Libya juga menegaskan kembali dukungan negara tersebut untuk masalah Palestina "dengan menekankan Yerusalem sebagai ibu kota abadi Palestina".

Pernyataan tersebut juga mengatakan, Mangoush telah "menolak untuk mengadakan pertemuan dengan perwakilan dari entitas Israel", bahwa pertemuan di Roma "tidak direncanakan" dan "santai".

Diketahui, Mangoush mewakili pemerintah yang diakui PBB yang berbasis di Tripoli, wanita pertama yang menduduki posisi Menteri Luar Negeri.