Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengumumkan nama baru koalisi yang akan mengusungnya sebagai calon presiden dalam Pilpres 2024.

Sebelumnya, koalisi pengusung Prabowo diberi nama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang terdiri dari Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Kini, setelah Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Bulan Bintang (PBB) bergabung dalan koalisi mereka, Prabowo menyebut para pimpinan partai ini sepakat untuk mengubah nama koalisi.

Hal ini disampaikan oleh Prabowo dalam acara HUT ke-25 PAN yang dihadiri oleh Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra.

"Tadi kita para ketua umum berembuk, walaupun sebentar, ya Pak Zul, Pak Airlangga, Gus Imin, sama Professor Yusril. Kita sepakat koalisi kita, kita beri nama Koalisi Indonesia Maju," kata Prabowo di Hotel Sultan, Senin, 28 Agustus.

Nama Koalisi Indonesia Maju sebelumnya pernah digunakan koalisi pengusung Joko Widodo dan Ma'ruf Amin sebagai calon presiden dan calon wakil presiden di Pemilu 2019 lalu.

Setelah Jokowi mengalahkan Prabowo dalam kontestasi Pilpres 2019 lalu dan menjabat sebagai Presiden periode 2019-2924, Jokowi membawa nama ini dalam kabinetnya, yakni Kabinet Indonesia Maju.

Prabowo mengapresiasi capaian Jokowi selama memimpin negara. Hal ini dirasakan Prabowo sejak dirinya menerima tawaran Jokowi bergabung dalam pemerintahan sebagai Menteri Pertahanan.

"Setelah saya masuk saya lihat dari dekat, saya ikut pemeritnah ini saya yakin bahwa Pak Jokowi seorang patriot yang memikirkan rakyat dan bangsa Indonesia," ujar Prabowo.

Bagi Prabowo, Jokowi bisa menjadi guru baginya dalam berpolitik. Hal ini terlihat dari kontestasi politik dua periode sebelumnya, yakni Pemilu 2014 dan 2019 di mana Jokowi mengalahkan Prabowo.

"Saya dua kali pemilu dikalahkan oleh Pak Joko Widodo. Sekarang saya belajar terus dari beliau. Enggak usah malu-malu belajar. Kalau soal pertahanan, geopolitik, tanya Prabowo Subianto. Kalau soal politik, ya saya harus bertanya kepada beliau (Jokowi)," tutur Prabowo.