Bagikan:

JAKARTA - Nama Koalisi Indonesia Maju diumumkan oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai wajah baru koalisi setelah bergabungnya PAN, Golkar, dan PBB. Nama ini menggantikan nama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang dibentuk Gerindra dan PKB waktu silam.

Diceritakan oleh Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani, perbincangan nama Koalisi Indonesia Maju muncul saat sebelum acara HUT ke-25 PAN dimulai pada Senin, 28 Agustus malam.

Prabowo, Ketum PAN Zulkifli Hasan, Ketum Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra masih menunggu kedatangan Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang masih menjalani rapat koordinasi nasional pemenangan pemilu partainya.

Selagi menunggu Cak Imin, keempat ketum partai membuka pembicaraan nama baru koalisi menggantikan KKIR. Muncullah nama Koalisi Indonesia Maju yang diusulkan oleh Prabowo.

"Nama itu dibicarakan secara bersama oleh Pak Prabowo diajukan oleh beliau, diusulkan bagaimana kalau koalisi kita menjadi Koalisi Indonesia Maju," kata Muzani kepada wartawan, Senin, 28 Agustus malam.

Ketiga ketum partai ternyata langsung menyetujui nama Koalisi Indonesia Maju usulan Prabowo. Namun, Cak Imin belum hadir juga di lokasi. Sampai akhirnya Zulhas memutuskan untuk memulai acara HUT PAN.

Tiga puluh menit berselang, Cak Imin baru tiga di lokasi. Ia langsung dirangkul dan dipeluk oleh Prabowo, Zulhas, dan Airlangga di barisan kursi paling depan. Setelahnya, Prabowo sempat berbisik dengan Cak Imin, memberi tahu nama baru koalisi, sebelum akhirnya membacakan pidato dan mengumumkan Koalisi Indonesia Maju tersebut.

"Maka ketika Pak Muhaimin sampai, dibisikkan apa yang sudah menjadi pembicaraan dari tokoh-tokoh tersebut. Saya tidak tahu Pak Muhaimin diajak bicara seperti apa sama Pak Prabowo dan Pak Prabowo mengumumkan nama Koalisi Indonesia Maju di hadapan forum ultah PAN ini," urai Muzani.

Lebih lanjut, Prabowo pun menyadari bahwa nama Koalisi Indonesia Maju menjiplak nama kabinet Presiden Joko Widodo, yakni Kabinet Indonesia Maju. Namun, nama itu tetap dipakai mengingat Prabowo ingin meneruskan program pemerintahan Jokowi, terutama dalam peningkatan sumber daya dan pemberantasan kemiskinan.

"Nama yang sekarang menjadi nama kabinet Joko Widodo dalam pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin, karena semangatnya adalah untuk meneruskan bagaimana program-program dari pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin yang sekarang ini dilakukan," jelas Muzani.